Senin, 06 April 2020

Tugas I Kelas XI Bahasa

Nama               :
Kelas               : XI Bahasa
Jawablah Soal/Pertanyaan berikut dengan baik dan benar!

1.        Cermatilah Teks Bacaan di bawah ini :
Suara.com - Saat ini, penyebaran virus Corona COVID-19 telah mencapai lebih dari 116 ribu kasus baru secara global dengan lebih dari 4 ribu kematian. Para ahli kesehatan membunyikan alarm peringatan tentang potensi penularan virus secara luas.
Dilansir laman IFL Science yang melakukan wawancara dengan pakar kesehatan untuk memahami bagaimana kemampuan virus Corona baru, menyerang tubuh manusia mengatakan bahwa virus ini mirip tetapi berbeda dengan sindorm pernapasan akut parah (SARS).
Sama seperti flu, COVID-19 dimulai di paru-paru dan menyebar melalui tetesan air ketika seseorang bersin atau batuk. WHO melaporkan bahwa SARS menyerang tubuh dalam tiga fase, yaitu replikasi virus, hiperaktif imun, dan perusakan paru-paru, yang tampaknya mirip dengan bagaimana COVID-19 menyerang tubuh manusia.
Penelitian awal menunjukkan COVID-19 bereplikasi secara efisien di saluran pernapasan bagian atas. Orang yang terinfeksi menghasilkan sejumlah besar virus pada awal infeksi dan penelitian baru mengungkapkan bahwa masa inkubasi infeksi adalah 5,1 hari. (https://www.suara.com/tekno/2020/03/12/091500/begini-cara-virus-corona-covid-19-menyerang-tubuh-manusia)
COVID-19 hadir dalam tiga pola infeksi, yaitu dimulai dengan penyakit ringan dan gejala saluran pernapasan atas, kemudian diikuti oleh pneumonia. Setelah sekitar satu minggu, pneumonia berat dengan sindrom gangguan pernapasan akut dapat berkembang dengan cepat dan kadang-kadang membutuhkan alat bantu pernapasan. Saat ini Perkembangan Virus ini telah menyerang berbagai Negara di belahan Bumi tidak terkecuali Negara yang kita cintai ini.
Berdasarkan Perkembangan kasus ini muncul berbagai pemberitaan atau informasi yang bersifat terbuka dari berbagai sumber sehingga menyebabkan berbagai Kepanikan Warga Masyarakat. Yang berujung pada tertundanya aktifitas kegiatan yang lebih khusus bidang Pendidikan disebagian wilayah Provinsi diliburkan atau dalam hal ini pembelajaran berbasis Rumah/Online. Selain itu juga muncul berbagai kasus yang kaitannya dengan munculnya rasa Ketakutan pada warga Masyarakat.
Berdasarkan Kasus Kejadian diatas Jelaskan Ahlak Terpuji yang seharusnya dilakukan sebagai ummat Muslim dan Ahlak Tercela apa saja yang harus di hindari
2.        Walaupun Islam memberikan kelonggaran dan keleluasaan dalam hal berpakaian, baik dari sisi warna, bahan, maupun jenis dan bentuknya, Islam menetapkan rambu-rambu dan aturan-aturan yang harus diperhatikan dan yang tidak boleh dilanggar. Rambu-rambu tersebut menjadi pembeda antara pakaian syar’i yang menandakan ketakwaan dan keteguhan agama seseorang, dan pakaian nonsyar’i yang melambangkan kecenderungan dan karakter masing-masing orang. Rambu-rambu tersebut ada yang sifatnya anjuran wajib atau sunnah, ada pula yang bersifat larangan haram atau makruh. Untuk itu Islam mengajarkan kita untuk menghindari perilaku Tercela Israf, Tabzir dan Bakhil.
Sebutkan Rambu-rambu atau upaya yang perlu dilakukan untuk menghindari perilaku Israf, Tabzir dan Bakhil tersebut?
3.        Sebagai seorang Pelajar di MAN I Kendari pasti sering atau pernah menjumpai siswa yang melakukan Ahlak Tercela, sebagai salah satu contohnya siswa Bermain Domino di Kelas,  menghina atau mengejek saudaranya, melanggar peraturan sekolah, dan sifat tercela yang lainnya. Jika demikian bagaimana selayaknya tindakan yang harus dilakukan agar saudara kita (Siswa/Siswi) tidak melakukan sifat tercelah yang dapat merugikan dirinya dan orang lain?
4.        Sebutkan dan Jelasakan adab Tazkiyah yang sesuai dengan Syariat Islam berdasarkan bimbingan Rasulullah Muhammad Sallallahu Alaihi Wasalllam?

Keterangan
a.       Tugas dikerja pada kolom Komentar di bagian bawah dengan menyertakan Namanya
b.      Untuk Jawaban Nomor 4 berupa rekaman singkat dan dikirim via WA (085333378252)
c.       Batas pengiriman tugas hari Sabtu 11 April 2020 pukul 24.00 wita
d.      Keaktifan bekerja dan pengiriman berkas bagian dari kehadiran (Absensi) dan penilaian.

SELAMAT BEKERJA

28 komentar:

  1. Anandha Masyhurah S.
    XI BAHASA

    Jawaban dari pertanyan di atas :

    1. Akhlak terpuji yang bisa kita yang seharusnya umat muslim lakukan dalam keadaan seperti ini adalah saling mengingatkan dan saling menjaga satu sama lain, selain itu kita harus mematuhi himbauan yang diberikan pemerintah. Adapun akhlak tercelan yang harus di hindari, menghilangkan rasa kemanusiaan yang kita miliki, seperti memandang sebelah mata orang yang sedang terjangkit.

    2. Upaya yang harus kita lakukan agar terhindar dari perbuatan isyraf tabzir dan bakhil Mengingat bahwa sikap berlebihan adalah perbuatan setan / mendapat dosa,
    Menghindari pergaulan dengan orang yang suka gaya hidup berlebihan. Biasakan hidup hemat dan sederhana sesuai kebutuhan bukan keinginan, serta
    Berkunjung ke yayasan anak yatim atau kaum tidak mampu.

    3. Kita harus membantu mereka agar kembali ke jalan yang benar, seperti mengajaknya ke majelis ilmu dan sebagainya

    BalasHapus
  2. Anandha Masyhurah S.
    Lanjutan jawaban

    Nomor 4

    Pertama, menghindari sebanyak mungkin hal-hal yang tidak pantas atau tabu. Bertakziah sudah pasti berbeda dengan menghadiri pesta perkawinan. Oleh karena itu cara kita berpakaian dalam bertakziah tidak sebaiknya disamakan dengan cara kita menghadiri pesta perkawinan yang cenderung glamor. Demikian pula cara kita bersolek atau berdandan juga tidak sebaiknya terlalu menor atau memakai parfum yang terlalu kuat baunya. Suasana takziah adalah suasana berkabung dan bukan suasana bersuka cita. Hendaknya cara kita berpakaian dan berdandan sewajarnya saja dengan tetap menjunjung tinggi asas kepatutan dan kesopanan. (Baca juga: Makruh Berbusana Hitam ketika Melayat) Kedua, menampakkan rasa duka. Setiap kematian seseorang pasti menimbulkan perasaan duka yang mendalam terutama bagi keluarga atau kerabat dekat yang ditinggalkannya. Oleh karena itu orang yang bertakziah dianjurkan untuk ikut merasakan rasa duka itu dengan menampakkan wajah duka sambil mengucapkan secara tulus rasa bela sungkawa. Sangat baik apabila ungkapan bela sungkawa itu diikuti dengan doa semoga tabah dan sabar menerima musibah yang memang sudah merupakan suratan takdir dari Allah SWT. (Baca juga: Doa takziah) Ketiga, tidak banyak berbicara. Dalam suasana duka, orang yang sedang tertimpa musibah kematian, biasanya cenderung diam dan tidak ingin diajak berbicara lama-lama. Oleh karena itu orang yang bertakziah jika ingin mengajak berbicara kepada pihak yang sedang berduka cukup seperlunya saja. Demikian pula di antara orang-orang-orang yang bertakziah (muazziyin dan muazziyat) sebaiknya kalau berbicara satu sama lain cukup seperlunya dan pelan agar tidak menimbulkan suasana berisik. Apa lagi tertawa terbahak-bahak, sungguh hal ini tidak baik dan tidak etis dari sudut mana pun. Keempat, tidak mengumbar senyum sebab bisa menimbulkan rasa tidak suka.

    BalasHapus
  3. Nama : waode munazar kl (XI BAHASA)

    1.AHLAK TERPUJI: HARUS MENAATI PERATURAN PEMERINTAH UNTUK BELAJAR DI RUMAH DAN TIDAK KELUAR RUMAH SELAMA WAKTU YANG DI TENTUKAN.
    AHLAK TERCELA: TIDAK MENAATI PERATURAN YAITU KELUAR RUMAH BUKAN UNTUK SESUATU YANG PENTING DAN TIDAK BEAJAR KARENA BERPIKIR BAHWA GURU TIDAK AKAN TAHU KALAU DIA TIDAK BELAJAR PADAHAL TUGASNYA BANYAK NAMUN MASA BODOH .



    2.Cara Menghindari Israf, Tabdzir dan Bakhil
    1. Mengingat bahwa sikap berlebihan adalah perbuatan setan / mendapat dosa

    Dengan mengingat bahwa sikap berlebihan adalah perbuatan setan maka akan mengurungkan niat kita dalam sesuatu yang berlebihan karena mengingat dosa dan siksa Allah yang pedih

    2. Menghindari pergaulan dengan orang yang suka gaya hidup berlebihan

    Lingkungan akan mempengaruhi gaya hidup kita. Dengan siapa kita bergaul maka kita akan cenderung ikut gaya hidup mereka. Oleh karena itu, jagalah dan hindarilah pergaulan dengan orang yang suka hidup berlebihan agar kita terhindar dari sikap tersebut

    3. Biasakan hidup hemat dan sederhana sesuai kebutuhan bukan keinginan

    Dalam hidup , kita harus senantiasa hidup hemat dengan memenuhi kebutuhan bukan keinginan. Kita atur keuangan sedemikian rupa hanya untuk sesuatu yang kita butuhkan. Hal itu akan membuat kita terhindar dari sikap berlebihan

    4. Berkunjung ke yayasan anak yatim atau kaum tidak mampu

    Salah satu cara untuk menumbuhkan rasa peduli atau empati yaitu dengan mengunjungi yayasan kaum tidak mampu. Hal ini akan membuat kita merasa prihatin dan merasa bersyukur dengan keadaan kita sehingga akan tergerak untuk membantu dan terhindar dari sikap berlebihan

    5. Senantiasa bersyukur dan Bersedekah

    Apapun yang kita miliki harus kita syukuri dan kita pergunakan seperlunya. Dan salah satu bentuk syukur yaitu berbagi terhadap sesama (sedekah). Hal itu akan mengurangi sikap berlebihan dan tamak (pelit)


    BalasHapus
  4. Lanjutan jawaban soal no 3 dan 4
    Waode munazar kl

    3.Agar siswa atau siswi man 1 kendari tidak melakukan ahlak tercela adalah harus patuh terhadap aturan dan tata tertib sekolah kemudian mempunyai sikap toleransi kepada teman teman nya dan yang terakhir guru atau petugas sekolah harus menggambil langkah yang tegas dalam menghadapi siswa atau siswi yang mempunyai ahlak tercela agar kejadian tersebut tidak terulang kembali.

    4. آداب المعزّي: خفض الجناح، وإظهار الحزن، وقلة الحديث، وترك التبسم فإنه يورث الحقد. Artinya: “Adab orang bertakziah, yakni menghindari sebanyak mungkin hal-hal yang tidak pantas atau tabu, menampakkan rasa duka, tidak banyak berbicara, tidak mengumbar senyum sebab bisa menimbulkan rasa tidak suka.”

    Dari kutipan di atas dapat diuraikan keempat adab orang bertakziah sebagai berikut:
    Pertama, menghindari sebanyak mungkin hal-hal yang tidak pantas atau tabu. Bertakziah sudah pasti berbeda dengan menghadiri pesta perkawinan. Oleh karena itu cara kita berpakaian dalam bertakziah tidak sebaiknya disamakan dengan cara kita menghadiri pesta perkawinan yang cenderung glamor. Demikian pula cara kita bersolek atau berdandan juga tidak sebaiknya terlalu menor atau memakai parfum yang terlalu kuat baunya. Suasana takziah adalah suasana berkabung dan bukan suasana bersuka cita. Hendaknya cara kita berpakaian dan berdandan sewajarnya saja dengan tetap menjunjung tinggi asas kepatutan dan kesopanan.

    Kedua, menampakkan rasa duka. Setiap kematian seseorang pasti menimbulkan perasaan duka yang mendalam terutama bagi keluarga atau kerabat dekat yang ditinggalkannya. Oleh karena itu orang yang bertakziah dianjurkan untuk ikut merasakan rasa duka itu dengan menampakkan wajah duka sambil mengucapkan secara tulus rasa bela sungkawa. Sangat baik apabila ungkapan bela sungkawa itu diikuti dengan doa semoga tabah dan sabar menerima musibah yang memang sudah merupakan suratan takdir dari Allah SWT.

    Ketiga, tidak banyak berbicara. Dalam suasana duka, orang yang sedang tertimpa musibah kematian, biasanya cenderung diam dan tidak ingin diajak berbicara lama-lama. Oleh karena itu orang yang bertakziah jika ingin mengajak berbicara kepada pihak yang sedang berduka cukup seperlunya saja. Demikian pula di antara orang-orang-orang yang bertakziah (muazziyin dan muazziyat) sebaiknya kalau berbicara satu sama lain cukup seperlunya dan pelan agar tidak menimbulkan suasana berisik. Apa lagi tertawa terbahak-bahak, sungguh hal ini tidak baik dan tidak etis dari sudut mana pun.
    Keempat, tidak mengumbar senyum sebab bisa menimbulkan rasa tidak suka. Poin keempat ini memiliki kaitan erat dengan poin-poin sebelumnya, yakni tidak mendukung ketiganya. Oleh karena itu meskipun dalam keadaan normal senyum termasuk sedekah, tetapi dalam konteks takziah para muazziyin dan muazziyat sebaiknya bisa menahan diri untuk tidak mengumbar senyum. Tentu saja senyum dalam batas-batas yang wajar masih bisa ditolerir. Intinya adalah senyum memiliki makna kegembiaraan yang dalam konteks takziah tidak baik khususnya jika ditujukan kepada pihak yang sedang berduka sebab hal ini sama saja tidak menghormati perasaannya.
    Keempat adab tersebut hendaknya menjadi pedoman bagi umat Islam dalam bertakziah kepada orang lain, baik orang tersebut masih kerabat dekat, tetangga, atau sekedar teman. Hal yang harus selalu diingat adalah bahwa takziah identik dengan ikut berduka.

    BalasHapus
  5. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  6. 1.Akhlak terpuji yang harus kita lakukan yaitu mengingatkan bahwa vieus corona ini memiliki dampak negatif yang tinggi dan harus tetap berada di rumah dan selalu menjaga kebersihan diri dan lingkungan sekitar.Adapun akhlak tercela yang harus dihindari yaitu tidak saling bersentuhan dan tida bersin sembarang tempat agar yang lain tidak terjangkit.

    2.Upaya harus kita lakukan agar terhindar dari perbuatan israf tabzir dan bakhil yaitudengan mamberi tau bahwa orang yang memiliki sikap boros adalah teman setan untuk itu kita harus membiasakan diri untuk hidup hemat dan tidak berlebihan.

    3.kita harus bisa untuk mengingatkan kepada mereka ke jalan yang baik agar tidak mengulangi perbuatan yang di lakukan.

    BalasHapus
  7. Fadhillah dwiyanti
    1 akhlak terpuji:yang bisa saya ambil adalah menaati peraturan yang sudah di tetap kn ,menjaga kebersihan, pemerintah menyuruh kita agar pembelajaran di lakukan di rumah dan guru" bisa memberikan kami tugas melalu sosmet.dan tidak keluar " dl kalau nda penting " banget
    Akhlak tercela: tdk ada kesadaran diri untuk menaati peraturan yang sudah di tetap kn oleh pemerintah ,masih banyk juga yang berkeliaran di luar seperti,nongkrong" di indomaret,jalan" di mall,dll

    2 - mengingat bahwa sikap berlebihan atau perbuatan setan /mendapat dosa

    Dengan mengingat bahwa sikap berlebihan adalah sikap setan
    -menghindari pergaulan dengan orang yang suka gaya berlebihan

    Lingkungan akan mempengaruhi gaya hidup kita

    -biasakan hidup hemat dan sederhana sesuai kebutuhan dan keinginan

    Dalam hidup, kita harus senantiasa hidup hemat dengan memenuhi kebutuhan bukan keinginan

    -berkunjung keyayasan atau anak yatim atau kaum tidak mampu

    Salah satu cara untuk rasa peduli atau empati yaitu dengan mengunjungi yayasan kaum yang tdk mampu

    -senantiasa bersyukur dan bersedekah

    Apapun yang kita miliki harus kita syukuri dan kita seperlunya.

    BalasHapus
  8. Fadhillah dwiyanti

    Jawaban no 3 & 4

    3 kita harus membantu mereka ke jalan yang baik seperti berdiskusi tentang matapelajaran atau hal " yang baik

    4 آداب المعزّي: خفض الجناح، وإظهار الحزن، وقلة الحديث، وترك التبسم فإنه يورث الحقد. Artinya: “Adab orang bertakziah, yakni menghindari sebanyak mungkin hal-hal yang tidak pantas atau tabu, menampakkan rasa duka, tidak banyak berbicara, tidak mengumbar senyum sebab bisa menimbulkan rasa tidak suka.” Dari kutipan di atas dapat diuraikan keempat adab orang bertakziah sebagai berikut:

    Pertama, menghindari sebanyak mungkin hal-hal yang tidak pantas atau tabu. Bertakziah sudah pasti berbeda dengan menghadiri pesta perkawinan. Oleh karena itu cara kita berpakaian dalam bertakziah tidak sebaiknya disamakan dengan cara kita menghadiri pesta perkawinan yang cenderung glamor. Demikian pula cara kita bersolek atau berdandan juga tidak sebaiknya terlalu menor atau memakai parfum yang terlalu kuat baunya. Suasana takziah adalah suasana berkabung dan bukan suasana bersuka cita. Hendaknya cara kita berpakaian dan berdandan sewajarnya saja dengan tetap menjunjung tinggi asas kepatutan dan kesopanan

    Kedua, menampakkan rasa duka. Setiap kematian seseorang pasti menimbulkan perasaan duka yang mendalam terutama bagi keluarga atau kerabat dekat yang ditinggalkannya. Oleh karena itu orang yang bertakziah dianjurkan untuk ikut merasakan rasa duka itu dengan menampakkan wajah duka sambil mengucapkan secara tulus rasa bela sungkawa. Sangat baik apabila ungkapan bela sungkawa itu diikuti dengan doa semoga tabah dan sabar menerima musibah yang memang sudah merupakan suratan takdir dari Allah SWT.

    Ketiga, tidak banyak berbicara. Dalam suasana duka, orang yang sedang tertimpa musibah kematian, biasanya cenderung diam dan tidak ingin diajak berbicara lama-lama. Oleh karena itu orang yang bertakziah jika ingin mengajak berbicara kepada pihak yang sedang berduka cukup seperlunya saja. Demikian pula di antara orang-orang-orang yang bertakziah (muazziyin dan muazziyat) sebaiknya kalau berbicara satu sama lain cukup seperlunya dan pelan agar tidak menimbulkan suasana berisik. Apa lagi tertawa terbahak-bahak, sungguh hal ini tidak baik dan tidak etis dari sudut mana pun.

    Keempat, tidak mengumbar senyum sebab bisa menimbulkan rasa tidak suka. Poin keempat ini memiliki kaitan erat dengan poin-poin sebelumnya, yakni tidak mendukung ketiganya. Oleh karena itu
    meskipun dalam keadaan normal senyum termasuk sedekah, tetapi dalam konteks takziah para muazziyin dan muazziyat sebaiknya bisa menahan diri untuk tidak mengumbar senyum. Tentu saja senyum dalam batas-batas yang wajar masih bisa ditolerir. Intinya adalah senyum memiliki makna kegembiaraan yang dalam konteks takziah tidak baik khususnya jika ditujukan kepada pihak yang sedang berduka sebab hal ini sama saja tidak menghormati perasaannya. Keempat adab tersebut hendaknya menjadi pedoman bagi umat Islam dalam bertakziah kepada orang lain, baik orang tersebut masih kerabat dekat, tetangga, atau sekedar teman. Hal yang harus selalu diingat adalah bahwa takziah identik dengan ikut berduka.

    BalasHapus
  9. Astin Rihadatul Aisy
    XI.bahasa

    Jawaban:

    1. Untuk kasus pandemi yang mendunia
    ini yang kita kenal sebagai virus
    COVID-19 adalah ancaman bagi para
    penduduk dunia. Banyak orang yang
    telah meninggal dunia karena virus
    tersebut akibatnya aktivitas dunia
    terhambat bahkan sudah banyak negara
    yang melakukan lockdown untuk
    mencegah penyebaran terjadi.
    Pemerintah dan berbagai lembaga-
    lembaga bahkan juga warganet ikut
    terlibat dalam membantu himbauan
    tersebut diantaranya merubah pola
    hidup menjadi pola hidup yang sehat
    dan bersih dengan berbagai cara yang
    sesuai dan benar.
    Dalam prosesnya, sudah diterapkannya
    karantina di rumah masing-masing
    bahkan dilakukannya home schooling
    bagi para pelajar dan mahasiswa.
    Kita sadari atau tidak karena merasa
    was-was dengan virus ini mendorong
    pola hidup kita untuk hidup bersih,
    mau tidak mau. Selain kasus COVID-19
    tersebut banyak fenomena yang
    membuat masyarakat takut. Oleh
    karena itu, perlu kita sadari
    kembali bahwa kehidupan ini hanyalah
    sementara. Kita tidak tau apakah
    amalan kita cukup atau tidak saat
    ajal menjeput nanti. Mungkin
    kejadian tersebut merupakan sebuah
    teguran untuk memperbaiki diri kita.
    Banyak hal yang bisa kita lakukan
    diantaranya, yaitu memperbanya
    beribadah, seperti memperbanyak
    dzikir dan sholawat, mengaji,
    membantu pekerjaan rumah tangga, ,
    dan masih banyak hal lain yang bisa
    kita lakukan. Karena kesibukan kita
    dengan aktivitas dunia tidak lagi
    padat, alangkah baiknya kita
    menyibukkan diri dengan urusan
    akhirat. Dengan banyaknya waktu yang
    diberikan dapat kita manfaatkan
    untuk membiasakan diri.
    Namun, masih banyak orang yang
    mungkin belum sadar tentang bahaya
    virus tersebut atau mungkin memang
    tidak peduli dan masih berkeliaran
    kesana-kemari tanpa memikirkan
    akibatnya. Bukannya melakukan
    karantina, mereka pergi untuk
    jalan-jalan, menemui teman, kumpul-
    kumpul, dll. Padahal telah dihimbau
    untuk menghindari perkumpulan dan
    melakukan sosial distancing untuk
    mencegah adanya penularan. Selain
    itu, banyak dari kita yang masih
    sibuk dengan hiburan dunia contohnya
    di media sosial, membuat story atau
    vidio yang memperlihatkan auratnya
    atau melakukan dance yang sebenarnya
    hanyalah hal yang sia-sia dan
    mendatangkan dosa. Kita bisa
    melakukan hal yang berguna selain
    hal itu salah satunya, yaitu
    share tentang bahaya virus Corona
    atau cara menghindarinya, dsb.

    2. Perilaku Israf, Tabzir, dan Bakhil
    pada intinya merupakan perilaku
    tercela yang cenderung dengan sikap
    berlebihan namun dalam pengertiannya
    sedikit berbeda.
    Upaya-upaya yang dapat kita lalukan
    untuk menghindari ketiga perilaku
    tercela tersebut diantaranya sebagai
    berikut.
    a. Hidup sederhana dan tidak boros.
    b.Qanaa'ah, selalu merasa cukup dan
    bersyukur atas nikmat yang telah
    diberikan oleh Allah subhânahu wa
    ta‘âlâ.
    c. Mendekatkan diri kepada Allah
    subhânahu wa ta‘âlâ.
    d. Memilih teman yang baik.
    e. Menyedekahkan harta untuk orang
    yang membutuhkan jika memiliki
    kelebihan harta.
    f. Menyadari bahaya perilaku Israf,
    Tabzir, dan Bakhil.
    g. Tidak menggunakan atau
    membelanjakan harta untuk hal
    yang sia-sia atau untuk berbuat
    kemaksiatan, seperti membeli PS,
    membeli minuman keras, membeli
    senjata untuk melakukan
    kejahatan, dll.

    BalasHapus
  10. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  11. Astin Rihadatul Aisy
    Lanjutan no 3

    3. Tindakan pertama yang harus kita
    lakukan ketika mengetahui atau
    melihat langsung akhlak tercela yang
    dilakukan saudara kita yaitu
    menegurnya. Sebaiknya teguran
    dibarengi dengan nasehat dengan
    tutur kata yang sopan dan lembut
    agar teguran atau nasehat itu
    diterima dengan baik. Jikalaupun
    teguran kita tidak merubah apapun,
    setidaknya kewajiban kita untuk
    selalu mengingatkan saudara kita
    telah lepas. Namun, jika perbuatan
    tersebut sering dilakukan tentu saja
    akan sangat mengganggu untuk
    sebagian besar orang yang
    melihatnya. Maka dari itu tegurlah
    terus sampai batas kemampuan kita,
    karena jika ia berhenti melakukan
    akhlak tercela tersebut bukannya
    hati kitapun senang? Betapa ademnya
    saat kita melihat seseorang berubah
    karena kita. Disamping itu, insyaa
    Allah kita diberi pahala atas apa
    yang kita telah kerjakan.

    BalasHapus

  12. Lanjutan jawaban no 4

    Adab-adab Tazkiyah:

    Pertama, segera merawat janazah dan mengebumikannya untuk meringankan beban keluarganya dan sebagai rasa belas kasih terhadap mereka.
    Dari Abu Hurairah radhiallaahu’anhu di dalam hadisnya menyebutkan bahwasanya Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wasallam pernah bersabda, “Segeralah (di dalam mengurus) jenazah, sebab jika ia banyak melakukan amal-amalnya shalih, maka kebaikanlah yang kamu berikan kepadanya; dan jika sebaliknya, maka keburukanlah yang kamu lepaskan dari pundak kamu.” (Muttafaq alaih)

    Kedua, tidak menangis dengan suara keras, tidak meratapinya dan tidak merobek-robek baju. Karena Rasulullah Shallallaahu alaihi wasallam telah bersabda, “Bukan golongan kami orang yang memukul-mukul pipinya dan merobek-robek bajunya, dan menyerukan kepada seruan jahiliyah.” (HR. Al-Bukhari).
    Menangis ketika salah satu keluarga meninggal adalah hal yang lazim, sebab itu adalah bagian dari fitrah. Namun, yang dilarang oleh Nabi di atas adalah orang yang menangisnya hingga meratap bahkan merobek-robek bajunya karena tidak ridha atas ketetapan Allah Ta’ala. Inilah yang dilarang, tapi jika menangis itu seperlunya, maka tidak ada larangan.

    Ketiga, disunahkan mengantar janazah hingga dikubur. Rasulullah Shallallaahu alaihi wasallam bersada, “Siapa yang menghadiri janazah hingga menyalatkannya, maka baginya (pahala) sebesar qirath; dan siapa yang menghadirinya hingga dikuburkan maka baginya dua qirath.” Nabi ditanya, “Apa yang disebut dua qirath itu?” Nabi menjawab, “Seperti dua gunung yang sangat besar.” (Muttafaq’alaih).
    Bukan main besarnya pahala bagi siapa saja yang melakukan ta’ziah kepada mayit hingga ia tidak segera pulang tapi ikut mengantarkan jenazahnya ke pemakaman terakhir. Tidak tanggung-tanggung, Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam mengatakan orang yang melakukan hal itu (mengantar mayit hingga ke kuburnya), maka ia akan mendapatkan pahala dua qirat atau seperti dua gunung yang sangat besar.

    Keempat, disunnahkan untuk memuji si mayit (janazah) dengan mengingat dan menyebut kebaikan-kebaikannya dan tidak mencoba untuk menjelek-jelekkannya. Rasulullah Shallallaahu alaihi wasallam bersabda, ”Janganlah kamu mencaci-maki orang-orang yang telah mati, karena mereka telah sampai kepada apa yang telah mereka perbuat.” (HR. Al-Bukhari).

    Kelima, mohonkan ampunan untuk janazah setelah dikuburkan. Ibnu Umar Radhiallaahu’anhu pernah berkata, “Adalah Rasulullah Shallallaahu alaihi wasallam bila selesai mengubur janazah, maka berdiri di atasnya (dipinggir kubur) dan bersabda,”Mohonkan ampunan untuk saudaramu ini, dan mintakan kepada Allah agar ia diberi keteguhan, karena dia sekarang akan ditanya.” (HR. Abu Daud dan dishahihkan oleh Albani).
    Dari hadis di atas setidaknya ada dua hal yang bisa dipelajari. Pertama, doakanlah saudara kita yang sudah dikubur itu dengan doa agar Allah mengampuni segala dosa dan kesalahannya. Kedua, orang yang dikubur itu pasti ditanya oleh Allah tentang siapa Tuhan-nya, Nabi-nya, Kitab-nya dan lainnya.
    Keenam, disunatkan menghibur keluarga yang berduka dan memberikan makanan untuk mereka. Rasulullah Shallallaahu alaihi wasallam telah bersabda, “Buatkanlah makanan untuk keluarga Ja`far, karena mereka sedang ditimpa sesuatu yang membuat mereka sibuk.” (HR. Abu Daud dan dinilai hasan oleh Al-Albani).

    Ketujuh, disunnatkan berta`ziah kepada keluarga si mayit dan menyarankan mereka untuk tetap sabar, dan mengatakan kepada mereka, “Sesungguhnya milik Allahlah apa yang telah Dia ambil dan milik-Nya jualah apa yang Dia berikan; dan segala sesuatu di sisi-Nya sudah ditetapkan ajalnya. Maka hendaklah kamu bersabar dan mengharap pahala dari-Nya.” (Muttafaq’alaih).

    BalasHapus
    Balasan
    1. Jawaban no 4 diatas bukan adab-adab Tazkiyah tetapi adab-adab Ta'ziyah.

      Hapus
    2. Afwan
      Jawaban soal no 4:

      Penyucian atau at-tazkiyah dalam bahasa arab berasal dari kata zakaa- yazku- zakaa-an yang berarti suci. At tazkiyah berarti (النَّمَاءُ وَالْبَرَكَةُ وَزِيَادَةُ الْخَيْرِ) tumbuh, suci dan berkah. Ibnu Taimiyah menjelaskan bahwa at tazkiyah adalah menjadikan sesuatu menjadi suci baik zatnya maupun keyakinan dan fisiknya.
      Dalam prosesnya, ilmu dapat mendorong akhlak perangai kita dan juga menjauhkan kita dari kebodohan. Namun ilmu tanpa pengamalan tidak akan berarti apa-apa, begitu juga ilmu tanpa akhlak atau adab.
      Menuntut ilmu merupakan salah satu jenis ibadah. Namun ilmu merupakan jenis ibadah yang memiliki nilai dan kedudukan yang lebih tinggi dibandingkan jenis ibadah lainnya. Sebagaimana yang telah disabdakan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,
      فَضْلُ الْعِلْمِ خَ مِنْ فَضْلِ الْعِبَادَةِ وَمِ كَالُ الدِّينِ الْوَرَعُ
      “Keutamaan ilmu lebih baik dari keutamaan ibadah. Dan kunci agama adalah bersikap wara’ (meninggalkan sesuatu yang dikhawatirkan memudaratkan di akhirat, pen).” (Diriwayatkan oleh al-Bazzar, Abu Nu’aim, al-Hakim, dll, dari hadits Hudzaifah ibnul Yaman radhiallahu ‘anhu. Juga diriwayatkan oleh Ibnu Abi Syaibah dari Qais bin’ Amr al-Mula’i, dinyatakan sahih oleh al-Albani dalam Shahih al-Jami’ no. 4214. Lihat pula Shahih Jami’ Bayan al-‘Ilmi wa Fadhlihi no. 27)
      Adab Menuntut Ilmu
      Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam telah menerangkan tentang Islam, termasuk di dalamnya masalah adab. Seorang penuntut ilmu harus menghiasi dirinya dengan adab dan akhlak mulia. Dia harus mengamalkan ilmunya dengan menerapkan akhlak yang mulia, baik terhadap dirinya maupun kepada orang lain.
      Berikut diantara adab-adab yang selayaknya diperhatikan ketika seseorang menuntut ilmu syar’i, Pertama, Mengikhlaskan niat dalam menuntut ilmuDalam menuntut ilmu kita harus ikhlas karena Allah Ta’ala dan seseorang tidak akan mendapat ilmu yang bermanfaat jika ia tidak ikhlas karena Allah. Rasulallah shallallahu ‘alaihi wa sallam menganjurkan kita untuk selalu memohon ilmu yang bermanfaat kepada Allah Ta’ala dan berlindung kepadaNya dari ilmu yang tidak bermanfaat, karena banyak kaum Muslimin yang justru mempelajari ilmu yang tidak bermanfaat, seperti mempelajari ilmu filsafat, ilmu kalam ilmu hukum sekuler, dan lainnya.
      •Kedua, Bersungguh-sungguh dalam belajar dan selalu merasa haus ilmu. Dalam menuntut ilmu syar’i diperlukan kesungguhan. Tidak layak para penuntut ilmu bermalas-malasan dalam mencarinya. Kita akan mendapatkan ilmu yang bermanfaat dengan izin Allah apabila kita bersungguh-sungguh dalam menuntutnya.
      Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam barsabda, “ Dua orang yang rakus yang tidak pernah kenyang: yaitu (1) orang yang rakus terhdap ilmu dan tidak pernah kenyang dengannya dan (2) orang yang rakus terhadap dunia dan tidak pernah kenyang dengannya.” (HR. Al-Baihaqi)
      • Ketiga, Menjauhkan diri dari dosa dan maksiat dengan bertaqwa kepada Allah Ta’alaSeseorang terhalang dari ilmu yang bermanfaat disebabkan banyak melakukan dosa dan maksiat. Sesungguhnya dosa dan maksiat dapat menghalangi ilmu yang bermanfaat, bahkan dapat mematikan hati, merusak kehidupan dan mendatangkan siksa Allah Ta’ala.
      •Keempat, Tidak boleh sombong dan tidak boleh malu dalam menuntut ilmuSombong dan malu menyebabkan pelakunya tidak akan mendapatkan ilmu selama kedua sifat itu masih ada dalam dirinya.

      Hapus
    3. •Keempat, Tidak boleh sombong dan tidak boleh malu dalam menuntut ilmuSombong dan malu menyebabkan pelakunya tidak akan mendapatkan ilmu selama kedua sifat itu masih ada dalam dirinya.
      •Kelima, Diam ketika pelajaran disampaikan.Ketika belajar dan mengkaji ilmu syar’i tidak boleh berbicara yang tidak bermanfaat, tanpa ada keperluan, dan tidak ada hubungannya dengan ilmu syar’i yang disampaikan, tidak boleh ngobrol. Kiat memahami pelajaran yang disampaikan: mencari tempat duduk yang tepat di hadapan guru, memperhatikan penjelasan guru dan bacaan murid yang berpengalama. Bersungguh-sungguh untuk mengikat (mencatat) faedah-faedah pelajaran, tidak banyak bertanya saat pelajaran disampaikan, tidak membaca satu kitab kepada banyak guru pada waktu yang sama, mengulang pelajaran setelah kajian selesai dan bersungguh-sungguh mengamalkan ilmu yang telah dipelajari. Agar ilmu yang disampaikannya tidak hilang dan terus tertancap dalam ingatannya setiap kali ia mengulangi pelajarannya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Ikatlah ilmu dengan tulisan” (HR. Ibnu ‘Abdil Barr)
      •Keenam, Menghafalkan ilmu syar’i yang disampaikan. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Semoga Allah memberikan cahaya kepada wajah orang yang mendengar perkataanku, kemudian ia memahaminya, menghafalkannya, dan menyampaikannya. Banyak orang yang membawa fiqih kepada orang yang lebih faham daripadanya…” (HR. At-Tirmidzi).
      •Ketujuh, Mengamalkan ilmu syar’i yang telah dipelajari. Menuntut ilmu syar’i bukanlah tujuan akhir, tetapi sebagai pengantar kepada tujuan yang agung, yaitu adanya rasa takut kepada Allah, merasa diawasi oleh-Nya, taqwa kepada-Nya, dan mengamalkan tuntutan dari ilmu tersebut. Dengan demikian, barang siapa saja yang menuntut ilmu bukan untuk diamalkan, niscaya ia diharamkan dari keberkahan ilmu, kemuliaan, dan ganjaran pahalanya yang besar.
      Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Perumpamaan seorang alim yang mengajarkan kebaikan kepada manusia, kemudian ia melupakan dirinya (tidak mengamalkan ilmunya) adalah seperti lampu (lilin) yang menerangi manusia, namun membakar dirinya sendiri.” (HR Ath-Thabrani

      Hapus
  13. Muh rezky ramadhan
    XI.bahasa

    Jawaban:

    1. Akhlak terpuji yang harus dilakukan imat muslim menaati perintah allah dan melaksanakan perintahnya karena ini bisa menjadi sebuah teguran bagi kita dan melakukan apa yang disuruh oleh pemerintah seperti melakukan social distancing.

    2. Upaya yang perlu dilakukan untuk menghindari perilaku Israf, Tabzir dan Bakhil yaitu hidup hemat dan sederhana, tidak tergoda dengan kemewahan, menumbuhkan kesadaran sosial, tidak berteman dengan pemboros, dan tidak mengeluarkan harta untuk kemaksiatan.

    3. Sebagai sesama muslim sebaiknya kita perlu mengingatkan atau menegur perbuatan tercela yang dia perbuat dan mengajaknya berbuat baik agar terhindar dari perbuatan maksiat seperti pergi ke majelis ilmu.

    4. Adab-adab tazkiyah:
    1. Dianjurkan untuk tazkiyah(belasungkawa) terhadap keluarga yang tertimpa musibah (kematian). Lafazh tazkiyah yang paling utama yang berasal dari Sunnah Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam: اِصْبِرْ وَاحْتَسِبْ فَإِنَّ ِللهِ مَا أَخَذَ وَلَهُ مَا أَعْطَى وَكُلَّ شَيْءٍ عِنْدَهُ بِأَجَلٍ مَسَمًّى. “Bersabarlah dan berharaplah pahala dari Allah, sesungguhnya adalah hak Allah mengambil dan memberikan sesuatu, segala sesuatu di sisi-Nya ada batas waktu yang telah ditentukan.” [HR. Al-Bukhari dan Muslim]
    2. Tidak selayaknya berta’ziyah dengan ucapan turut berduka cita di koran, surat kabar, majalah dan media informasi lainnya. Hal itu tidak pantas karena termasuk pemberitahuan kematian yang dilarang oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam karena maksud dari ta’ziyah tersebut untuk menyebarkan, mempublikasikan dan mengumumkan kematiannya
    3. Tidak mengapa mengabarkan kepada khalayak ramai bahwa seseorang telah meninggal dan akan dishalatkan di tempat tertentu. Hal ini sebagaimana Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam memberitahukan kematian an-Najasy (Raja Najasyi) dan beliau memerintahkan para Sahabatnya supaya keluar ke tanah lapang kemudian mereka menshalatkannya.
    4. tidak mengumbar senyum sebab bisa menimbulkan rasa tidak suka. Poin keempat ini memiliki kaitan erat dengan poin-poin sebelumnya, yakni tidak mendukung ketiganya. Oleh karena itu meskipun dalam keadaan normal senyum termasuk sedekah, tetapi dalam konteks takziah para muazziyin dan muazziyat sebaiknya bisa menahan diri untuk tidak mengumbar senyum. Tentu saja senyum dalam batas-batas yang wajar masih bisa ditolerir. Intinya adalah senyum memiliki makna kegembiaraan yang dalam konteks takziah tidak baik khususnya jika ditujukan kepada pihak yang sedang berduka sebab hal ini sama saja tidak menghormati perasaannya.

    BalasHapus
  14. 1.akhlak terpuji yang harus dilakukan adalah menaati himbauan pemerintah yang sudah di anjurkan untuk tidak membuat perkumpulan yang bisa menyebabkan timbulnya penyakit covid-19 dan juga kita harus dan melakukan sosial distancing sesuai himbauan pemerintah

    2.•yakinlah bahwa sesuatu itu adalah milik Allah SWT semata.
    •ketahuilah bahwa Allah SWT. tidak menyukai segala sesuatu hal yang berlebihan, maka dari itu biasakan diri untuk menjalani kehidupan dengan sederhana.
    •Gunakan pengeluaran kita sebaik mungkin, lebih baik jika kita sisakan untuk bersedekah atau berinfa, daripada menggunakannya untuk hal-hal yang tidak terlalu bermanfaat.
    •selalu bersyukur kepada nikmat Allah SWT.

    3.Agar siswa atau siswi man 1 kendari tidak melakukan ahlak tercela adalah harus patuh terhadap aturan dan tata tertib sekolah kemudian mempunyai sikap toleransi kepada teman teman nya dan guru atau petugas sekolah juga harus menggambil langkah yang tegas dalam menghadapi siswa atau siswi yang mempunyai ahlak tercela agar kejadian tersebut tidak terulang kembali.

    4.معزّي: خفض الجناح، وإظهار الحزن، وقلة الحديث، وترك التبسم فإنه يورث الحقد. Artinya: “Adab orang bertakziah, yakni menghindari sebanyak mungkin hal-hal yang tidak pantas atau tabu, menampakkan rasa duka, tidak banyak berbicara, tidak mengumbar senyum sebab bisa menimbulkan rasa tidak suka.”

    Dari kutipan di atas dapat diuraikan keempat adab orang bertakziah sebagai berikut:
    Pertama, menghindari sebanyak mungkin hal-hal yang tidak pantas atau tabu. Bertakziah sudah pasti berbeda dengan menghadiri pesta perkawinan. Oleh karena itu cara kita berpakaian dalam bertakziah tidak sebaiknya disamakan dengan cara kita menghadiri pesta perkawinan yang cenderung glamor. Demikian pula cara kita bersolek atau berdandan juga tidak sebaiknya terlalu menor atau memakai parfum yang terlalu kuat baunya. Suasana takziah adalah suasana berkabung dan bukan suasana bersuka cita. Hendaknya cara kita berpakaian dan berdandan sewajarnya saja dengan tetap menjunjung tinggi asas kepatutan dan kesopanan.

    Kedua, menampakkan rasa duka. Setiap kematian seseorang pasti menimbulkan perasaan duka yang mendalam terutama bagi keluarga atau kerabat dekat yang ditinggalkannya. Oleh karena itu orang yang bertakziah dianjurkan untuk ikut merasakan rasa duka itu dengan menampakkan wajah duka sambil mengucapkan secara tulus rasa bela sungkawa. Sangat baik apabila ungkapan bela sungkawa itu diikuti dengan doa semoga tabah dan sabar menerima musibah yang memang sudah merupakan suratan takdir dari Allah SWT.

    Ketiga, tidak banyak berbicara. Dalam suasana duka, orang yang sedang tertimpa musibah kematian, biasanya cenderung diam dan tidak ingin diajak berbicara lama-lama. Oleh karena itu orang yang bertakziah jika ingin mengajak berbicara kepada pihak yang sedang berduka cukup seperlunya saja. Demikian pula di antara orang-orang-orang yang bertakziah (muazziyin dan muazziyat) sebaiknya kalau berbicara satu sama lain cukup seperlunya dan pelan agar tidak menimbulkan suasana berisik. Apa lagi tertawa terbahak-bahak, sungguh hal ini tidak baik dan tidak etis dari sudut mana pun.
    Keempat, tidak mengumbar senyum sebab bisa menimbulkan rasa tidak suka. Poin keempat ini memiliki kaitan erat dengan poin-poin sebelumnya, yakni tidak mendukung ketiganya. Oleh karena itu meskipun dalam keadaan normal senyum termasuk sedekah, tetapi dalam konteks takziah para muazziyin dan muazziyat sebaiknya bisa menahan diri untuk tidak mengumbar senyum. Tentu saja senyum dalam batas-batas yang wajar masih bisa ditolerir. Intinya adalah senyum memiliki makna kegembiaraan yang dalam konteks takziah tidak baik khususnya jika ditujukan kepada pihak yang sedang berduka sebab hal ini sama saja tidak menghormati perasaannya.
    Keempat adab tersebut hendaknya menjadi pedoman bagi umat Islam dalam bertakziah kepada orang lain, baik orang tersebut masih kerabat dekat, tetangga, atau sekedar teman. Hal yang harus selalu diingat adalah bahwa takziah identik dengan ikut berduka.

    Nurhidaya Amelia Putri
    XI BAHASA

    BalasHapus
  15. Assalamualaikum Warohmatullahi Wabarokatuh
    Salwa Nima
    XI Bahasa
    1. Jawaban: Akhlak Terpuji adalah hal baik yang harus senantiasa kita kerjakan dan amalkan setiap hari. Seiring berjalannya waktu kita tidak menjalani kehidupan kita hanya di dunia saja, namun kita juga menjalaninya di dunia maya pula apalagi sekarang masih dalam masa "karantina" yang mana kita banyak berinteraksi dengan orang banyak lewat jejaring internet. Tentu akhlah terpuji kita pun harus kita bawa pula ke dunia maya, dalam kasus diatas menyinggung mengenai informasi-informasi yang banyak menyebar dan menyebabkan banyak kasus dan kekhawatiran, tentu ini bukan informasi yang bersumber jelas dan baik.
    Ini semua berhubungan dengan akhlak kita saat "bersosial media". Mengingatkan untuk sholat, berpuasa, saling menjaga, tetap berada dirumah seperti yang dikatakan pemerintah, melakukan protokol kesehatan demi mencehah virus corona seperti menghunakan masker, sering mencuci tangan menggunakan sabun, dan lainnya itu adalah akhlak terpuji dan harus kita lakukan demi kepentingan bersama. Namun, taukah kita saat menyebarkan berita bohong (hoax) di sosial media yg belum diketahui kebenarannya dan menyebabkan keresahan banyak orang itu adalah akhlak tercela? Ya itu salah satu contoh akhlak tercela yg tanpa sadar kita lakukan dan masih banyak lagi seperti menggungjingkan orang di sosial media, menjelek-jelekannya, mefitnah, membuat hoax, meretas akun orang untuk kepentingan sendiri, dan lain sebagainya. Itu adalah contoh akhlak terpuji & tercela.

    2. Jawaban: Yang paling Penting dan Perlu kita lakukan pertama adalah SADAR bahwa perilaku Israf, Tabzir dan Bakhil adalah perilaku berlebih-lebihan yang Allah sangat tidak suka. Dengan kita sadar kita bisa berfikir bahwa kita harus menghindarinya dengan cara: Tidak boros dalam membelanjakan sesuatu, membelanjakan sesuatu hanya keperluan saja, dan selalu ingat bahwa diluar sana banyak yang lebih membutuhkan daripada kita. Dan senantiasa ingat kepada sang pemberi rezeki bahwa kita harus pula senantiasa bersyukur atas rezekj yang kita berikan

    3. Jawaban: Sebagai siswa(i) berarti kita masih memerlukan bimbingan orang dewasa dalam menjalani kesehariannya. Untuk menghindari perbuatan tercela, lagi-lagi yang dibutuhkan adalah KESADARAN DIRI dari siswa/siswi itu sendiri. Jika sudah sadar dari dalam diri sendiri otomatis perlakuannya sehari-hari akan terkontrol dan tidak melakukan perbuatan tercela dan sifat tercela. Hal lain yang daoat dilakukan adalah memperbanyak istigfar, memilih pergaulan yang baik, memilih teman yang baik dalam dunia pertemanan, dan pintar-pintar memilih pergaulan agar sifat dan perilaku kita terkontrol dan tidak tercela. Dan pasti kami sebagai peserta didik juga perlu bimbingan dari orang dewasa dalam menjalani masa yang labil ini. Jika sudah terlanjur, kita bisa menasehatinya, memintanya bertanggung jawab atas apa yang ia perbuat, mengajaknya ke dalam kajian, dan mendoakannya dalam kebaikan.

    BalasHapus
  16. Lanjutan no 4

    4. “Adab orang bertakziah, yakni menghindari sebanyak mungkin hal-hal yang tidak pantas atau tabu, menampakkan rasa duka, tidak banyak berbicara, tidak mengumbar senyum sebab bisa menimbulkan rasa tidak suka.” kita dapat menyimpulkan adab bertakziyah bahwa:
    a. Menghindari sebanyak mungkin hal-hal yang tidak pantas atau tabu. Bertakziah sudah pasti berbeda dengan menghadiri pesta perkawinan. Oleh karena itu cara kita berpakaian dalam bertakziah tidak sebaiknya disamakan dengan cara kita menghadiri pesta perkawinan yang cenderung glamor. Demikian pula cara kita bersolek atau berdandan juga tidak sebaiknya terlalu menor atau memakai parfum yang terlalu kuat baunya. Suasana takziah adalah suasana berkabung dan bukan suasana bersuka cita. Hendaknya cara kita berpakaian dan berdandan sewajarnya saja dengan tetap menjunjung tinggi asas kepatutan dan kesopanan.
    b. Menampakkan rasa duka. Setiap kematian seseorang pasti menimbulkan perasaan duka yang mendalam terutama bagi keluarga atau kerabat dekat yang ditinggalkannya. Oleh karena itu orang yang bertakziah dianjurkan untuk ikut merasakan rasa duka itu dengan menampakkan wajah duka sambil mengucapkan secara tulus rasa bela sungkawa. Sangat baik apabila ungkapan bela sungkawa itu diikuti dengan doa semoga tabah dan sabar menerima musibah yang memang sudah merupakan suratan takdir dari Allah SWT
    c. tidak banyak berbicara. Dalam suasana duka, orang yang sedang tertimpa musibah kematian, biasanya cenderung diam dan tidak ingin diajak berbicara lama-lama. Oleh karena itu orang yang bertakziah jika ingin mengajak berbicara kepada pihak yang sedang berduka cukup seperlunya saja. Demikian pula di antara orang-orang-orang yang bertakziah (muazziyin dan muazziyat) sebaiknya kalau berbicara satu sama lain cukup seperlunya dan pelan agar tidak menimbulkan suasana berisik. Apa lagi tertawa terbahak-bahak, sungguh hal ini tidak baik dan tidak etis dari sudut mana pun.
    d. Tidak mengumbar senyum sebab bisa menimbulkan rasa tidak suka. Poin keempat ini memiliki kaitan erat dengan poin-poin sebelumnya, yakni tidak mendukung ketiganya. Oleh karena itu meskipun dalam keadaan normal senyum termasuk sedekah, tetapi dalam konteks takziah para muazziyin dan muazziyat sebaiknya bisa menahan diri untuk tidak mengumbar senyum. Tentu saja senyum dalam batas-batas yang wajar masih bisa ditolerir. Intinya adalah senyum memiliki makna kegembiaraan yang dalam konteks takziah tidak baik khususnya jika ditujukan kepada pihak yang sedang berduka sebab hal ini sama saja tidak menghormati perasaannya.

    Wassalamualaikum Warohmatullahi Wabarokatuh

    BalasHapus
  17. Oppie Aditya A.
    1. Sebagai seorang muslim, tentunya segala tindakan terhadap suatu hal telah ditentukan oleh syariat. Di antaranya, yakni akhlak terpuji yang dapat seorang muskim lakukan dalam menghadapi wabah, antara lain:
    - Takwa kepada Allah Subhanahu wata'ala
    Sebagai seorang muslim tentu kita harus menyerahkan segala sesuatu kepada rabb pencipta alam, tentunya juga dengan melakukan upaya penghindaran sebagai bentuk ikhtiar.
    - Menjaga Aturan Allah
    Tidak lupa akan perintah dan larangan-Nya. Seperti yang ada pasa hadits:
    “Jagalah Allah, niscaya Allah akan menjagamu.” (HR. Tirmidzi, no. 2516; Ahmad, 1:293; Al-Hakim dalam Al-Mustadrak, 14:408. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa sanad hadits ini hasan).
    - Menjaga diri dalam bersyukur dan bersabar.
    Di dalam aturan agama juga, seorang mukmin tidak diperbolehkan dalam mengeluh dan menghardik takdir yang datang. Karena sesungguhnya dibalik sebuah ujian, ada hikmah dan perhatian besar Allah subhanahu wata'ala terhadap hamba-hambanya.
    -Melakukan ikhtiar dalam melindungi diri dari wabah tersebut.
    Bertawakal kepada sang pencipta tidaklah salah, namun harus disertai sengan usaha sebagai bentuk ikhtiar.
    -Mengamalkan dzikir pagi dan petang
    Seperti yang kita ketahui Rasulullah Shallaullahu 'alaihi wasallam bersabda:
    “Tidaklah seorang hamba mengucapkan setiap pagi dari setiap harinya dan setiap petang dari setiap malamnya kalimat: BISMILLAHILLADZI LAA YADHURRU MA’ASMIHI SYAI-UN FIL ARDHI WA LAA FIS SAMAA’ WA HUWAS SAMII’UL ‘ALIIM (dengan nama Allah Yang dengan nama-Nya tidak ada sesuatu pun yang membahayakan di bumi dan tidak juga di langit, dan Dialah Yang Maha Mendegar lagi Maha Mengetahui) sebanyak tiga kali, maka tidak aka nada apa pun yang membahayakannya.” (HR. Abu Daud dan Tirmidzi.)
    - Pandai dalam menyaring berita, tidak asal menyebarkan karena dapat menimbulkan kepanikan di dalam masyarakat.
    2. Adapun perilaku yang dapat dilakukan untuk menghindari perilaku tercela, tersebut antara lain:
    a. Hidup hemat dan sederhana
    b. Tidak tergoda kemewahan hidup
    c. Tidak menghamburkan harta
    d. Membuat skala prioritas dalam berbelanja.
    e. Menyadari dan memahami bahaya tabzir
    f. Hidup hemat dan sederhana
    g. Merasakan kehidupan fakir miskin
    h. Membuat skala prioritas dalam belanja
    i. Menyadari dan memahami bahaya bakhil
    j. Hidup hemat dan sederhana
    k. Menyadari realitas kehidupan orang miskin dan duafa
    l. Berusaha membantu sesama
    m. Menumbuhkan kesadaran sosial
    3. Dalam menyikapi hal ini, sebagai sesama warga madrasah, hal yang dapat kita lakukan seperti, memberikan pemahaman menganai tujuan dan manfaat dari adanya aturan sekolah serta tujuan dan manfaat aturan yang telah ditetapkan tersebut.
    Kemudian, menanamkan sikap empati atau rasa peduli antar sesama warga madrasah. Tidak membenarkan yang salah, dan tidak acuh terhadap perbuatan yang melanggar aturan.
    4. Jumhur ulama memandang bahwa ta’ziyah diperbolehkan sebelum dan sesudah mayit dikebumikan.
    Pendapat lainnya, sebagaimana yang diriwayatkan dari Imam Tsauri, bahwa beliau memandang makruh ta’ziyah setelah mayitnya dikuburkan. Alasannya, setelah mayitnya dikuburkan, berarti masalahnya juga selesai. Sedangkan ta’ziyah itu sendiri disyari’atkan guna menghibur agar orang yang tertimpa musibah bisa melupakannya. Oleh karena itu, hendaknya ta’ziyah dilakukan pada waktu terjadinya musibah. Kala itu, orang yang tertimpa musibah benar-benar dituntut untuk bersabar.
    Pendapat yang rajih, yaitu pendapat jumhur ulama. Alasannya, orang yang tertimpa musibah memerlukan penghibur untuk mengurangi beban musibah yang menghimpitnya. Penglipur ini tentu saja diperlukan, sekalipun mayitnya sudah dikuburkan, sebagaimana ia memerlukannya sebelum dikuburkan. Bahkan ta’ziyah setelah mayit dikuburkan hukumnya lebih utama. Sebab, sebelumnya ia sibuk mengurus mayit. Dan orang yang tertimpa musibah merasa lebih kesepian dan sengsara karena betul-betul berpisah dengan si mayit.

    BalasHapus
  18. Nama : Nurul Fikriyanti A.
    Kelas : XI Bahasa

    1. Akhlak terpuji dari COVID-19 yaitu seorang siswa yang belajar online harus mengerjakan tugasnya, dan juga mematuhi imbauan pemerintah untuk membantu memutus rantai penyebaran virus corona dengan cara untuk tetap di rumah bersama keluarga, membantu meringankan pekerjaan ibu dngn cara memasak, cuci piring dll.
    Akhlak tercela dari COVID-19 yaitu ketika diberi amanah untuk belajar online tetapi tugas tersebut di sepelekan dan waktu belajar online di pake untuk waktu liburan, kumpul bersama teman bahkan sangat membahayakan dapat memicu penaikan jumlah terkena COVID-19 dengan sangat cepat.

    2. Cara menghindari perilaku israf dan tabdzir antara lain dengan mengingat dosa/siksa Allah, mengindari lingkungan pergaulan gaya hidup berlebihan, hidup hemat, berkunjung ke tempat kaum tidak mampu, dan sedekah.

    3. Untuk menyelamatkan teman dari akhlak tercela kita sesama siswa harus saling mengigatkan bahwa perbuatan yang dia lakukan itu dapat merugikan diri sendrii dan orang lain. Merangkul teman untuk senantiasa melakukan hal kebaikan. Agar di suatu hari kita semua dapat berkumpul dalam surga, Insya Allah.

    4. Adab-adab Takziah
    -Adab takziah yang pertama dilakukan dengan ikhlas untuk mengharapkan ridha Allah swt.
    -Berpakaian sopan dan menutup aurat
    -Bertingkah laku dan berperilaku sopan
    -Memberi bantuan kepada keluarga jenazah, baik bantuan moril maupun material
    -Memberikan nasihat kepada keluarga jenazah agar tabah, sabar dan meningkatkan iman kepada Allah swt
    -Mengikuti salat jenazah dan mendoakannya agar mendapatkan ampunan dari allah dari segala dosanya
    -Ikut mengantarkan jenazah ke tempat pemakaman untuk menyaksikan penguburannya

    BalasHapus
  19. Nama: Ainniya saqinah putri
    Kela:XI Bahasa

    1. Akhlak terpuji yang harusnya kita lakukan dalam keadaan seperti ini adalah saling mengingatkan dan saling menjaga satu sama lain dan juga mengikuti peraturan yang telah diberikan oleh pemerintah. Adapun akhlak tercela yang seharusnya kita hindari adalah tidak mengikuti aturan dari pemerintah dan menganggap penyakit ini adalah masalah sepele padahal berdampak besar kesemua orang.

    2. upaya yang perlu dilakukan untuk menghindari perilaku Israf, Tabzir dan Bakhil
    Diantaranya dengan cara :
    1. yakinlah bahwa sesuatu itu adalah milik Allah SWT. semata
    2. ketahuilah bahwa Allah SWT. tidak menyukai segala sesuatu hal yang berlebihan, maka dari itu biasakan diri untuk menjalani kehidupan dengan sederhana
    3. Gunakan pengeluaran kita sebaik mungkin, lebih baik jika kita sisakan untuk bersedekah atau berinfa, daripada menggunakannya untuk hal-hal yang tidak terlalu bermanfaat
    4. selalu bersyukur kepada nikmat Allah SWT.

    3. Kita harus membantu dan menasehati dengan tuturkata yang baik kepada mereka agar tidak lagi melakukan perbuatan tersebut, dan juga kita sesama harus memberitahu resiko dari tindakan yang dilakukan agar tidak terulang kembali.

    4. 1. menghindari sebanyak mungkin hal-hal yang tidak pantas atau tabu, suasana takziah adalah suasana berkabung dan bukan suasana bersuka cita. Hendaknya cara kita berpakaian dan berdandan sewajarnya saja dengan tetap menjunjung tinggi asas kepatutan dan kesopanan
    2. menampakkan rasa duka, orang yang bertakziah dianjurkan untuk ikut merasakan rasa duka itu dengan menampakkan wajah duka sambil mengucapkan secara tulus rasa bela sungkawa. Sangat baik apabila ungkapan bela sungkawa itu diikuti dengan doa semoga tabah dan sabar menerima musibah yang memang sudah merupakan suratan takdir dari Allah SWT.
    3. tidak banyak berbicara. Dalam suasana duka, orang yang sedang tertimpa musibah kematian, biasanya cenderung diam dan tidak ingin diajak berbicara lama-lama. Oleh karena itu orang yang bertakziah jika ingin mengajak berbicara kepada pihak yang sedang berduka cukup seperlunya saja. Demikian pula di antara orang-orang-orang yang bertakziah (muazziyin dan muazziyat) sebaiknya kalau berbicara satu sama lain cukup seperlunya dan pelan agar tidak menimbulkan suasana berisik. Apa lagi tertawa terbahak-bahak, sungguh hal ini tidak baik dan tidak etis dari sudut mana pun.
    4. tidak mengumbar senyum sebab bisa menimbulkan rasa tidak suka. Oleh karena itu meskipun dalam keadaan normal senyum termasuk sedekah, tetapi dalam konteks takziah para muazziyin dan muazziyat sebaiknya bisa menahan diri untuk tidak mengumbar senyum. Tentu saja senyum dalam batas-batas yang wajar masih bisa ditolerir. Intinya adalah senyum memiliki makna kegembiaraan yang dalam konteks takziah tidak baik khususnya jika ditujukan kepada pihak yang sedang berduka sebab hal ini sama saja tidak menghormati perasaannya.

    BalasHapus
  20. Nama: Azzahra kasralatni atto
    Kelas: XI. Bahasa

    1. akhlak terpuji yang harus dilakukan adalah menaati himbauan pemerintah yang sudah di anjurkan untuk tidak membuat perkumpulan yang bisa menyebabkan timbulnya penyakit covid-19 dan juga kita harus dan melakukan sosial distancing sesuai himbauan pemerintah

    2. •Yakinlah bahwa sesuatu itu adalah milik Allah SWT semata.
    •ketahuilah bahwa Allah SWT. tidak menyukai segala sesuatu hal yang berlebihan, maka dari itu biasakan diri untuk menjalani kehidupan dengan sederhana.
    •Gunakan pengeluaran kita sebaik mungkin, lebih baik jika kita sisakan untuk bersedekah atau berinfa, daripada menggunakannya untuk hal-hal yang tidak terlalu bermanfaat.
    •selalu bersyukur kepada nikmat Allah SWT.

    3. Agar siswa atau siswi man 1 kendari tidak melakukan ahlak tercela adalah harus patuh terhadap aturan dan tata tertib sekolah kemudian mempunyai sikap toleransi kepada teman teman nya dan guru atau petugas sekolah juga harus menggambil langkah yang tegas dalam menghadapi siswa atau siswi yang mempunyai ahlak tercela agar kejadian tersebut tidak terulang kembali.

    4. معزّي: خفض الجناح، وإظهار الحزن، وقلة الحديث، وترك التبسم فإنه يورث الحقد. Artinya: “Adab orang bertakziah, yakni menghindari sebanyak mungkin hal-hal yang tidak pantas atau tabu, menampakkan rasa duka, tidak banyak berbicara, tidak mengumbar senyum sebab bisa menimbulkan rasa tidak suka.”

    Dari kutipan di atas dapat diuraikan keempat adab orang bertakziah sebagai berikut:
    Pertama, menghindari sebanyak mungkin hal-hal yang tidak pantas atau tabu. Bertakziah sudah pasti berbeda dengan menghadiri pesta perkawinan. Oleh karena itu cara kita berpakaian dalam bertakziah tidak sebaiknya disamakan dengan cara kita menghadiri pesta perkawinan yang cenderung glamor. Demikian pula cara kita bersolek atau berdandan juga tidak sebaiknya terlalu menor atau memakai parfum yang terlalu kuat baunya. Suasana takziah adalah suasana berkabung dan bukan suasana bersuka cita. Hendaknya cara kita berpakaian dan berdandan sewajarnya saja dengan tetap menjunjung tinggi asas kepatutan dan kesopanan.

    Kedua, menampakkan rasa duka. Setiap kematian seseorang pasti menimbulkan perasaan duka yang mendalam terutama bagi keluarga atau kerabat dekat yang ditinggalkannya. Oleh karena itu orang yang bertakziah dianjurkan untuk ikut merasakan rasa duka itu dengan menampakkan wajah duka sambil mengucapkan secara tulus rasa bela sungkawa. Sangat baik apabila ungkapan bela sungkawa itu diikuti dengan doa semoga tabah dan sabar menerima musibah yang memang sudah merupakan suratan takdir dari Allah SWT.

    Ketiga, tidak banyak berbicara. Dalam suasana duka, orang yang sedang tertimpa musibah kematian, biasanya cenderung diam dan tidak ingin diajak berbicara lama-lama. Oleh karena itu orang yang bertakziah jika ingin mengajak berbicara kepada pihak yang sedang berduka cukup seperlunya saja. Demikian pula di antara orang-orang-orang yang bertakziah (muazziyin dan muazziyat) sebaiknya kalau berbicara satu sama lain cukup seperlunya dan pelan agar tidak menimbulkan suasana berisik. Apa lagi tertawa terbahak-bahak, sungguh hal ini tidak baik dan tidak etis dari sudut mana pun.
    Keempat, tidak mengumbar senyum sebab bisa menimbulkan rasa tidak suka. Poin keempat ini memiliki kaitan erat dengan poin-poin sebelumnya, yakni tidak mendukung ketiganya. Oleh karena itu meskipun dalam keadaan normal senyum termasuk sedekah, tetapi dalam konteks takziah para muazziyin dan muazziyat sebaiknya bisa menahan diri untuk tidak mengumbar senyum. Tentu saja senyum dalam batas-batas yang wajar masih bisa ditolerir. Intinya adalah senyum memiliki makna kegembiaraan yang dalam konteks takziah tidak baik khususnya jika ditujukan kepada pihak yang sedang berduka sebab hal ini sama saja tidak menghormati perasaannya.
    Keempat adab tersebut hendaknya menjadi pedoman bagi umat Islam dalam bertakziah kepada orang lain, baik orang tersebut masih kerabat dekat, tetangga, atau sekedar teman. Hal yang harus selalu diingat adalah bahwa takziah identik dengan ikut berduka.

    BalasHapus
  21. Nama: Azzahra kasralatni atto
    Kelas: XI. Bahasa

    1. akhlak terpuji yang harus dilakukan adalah menaati himbauan pemerintah yang sudah di anjurkan untuk tidak membuat perkumpulan yang bisa menyebabkan timbulnya penyakit covid-19 dan juga kita harus dan melakukan sosial distancing sesuai himbauan pemerintah

    2. •Yakinlah bahwa sesuatu itu adalah milik Allah SWT semata.
    •ketahuilah bahwa Allah SWT. tidak menyukai segala sesuatu hal yang berlebihan, maka dari itu biasakan diri untuk menjalani kehidupan dengan sederhana.
    •Gunakan pengeluaran kita sebaik mungkin, lebih baik jika kita sisakan untuk bersedekah atau berinfa, daripada menggunakannya untuk hal-hal yang tidak terlalu bermanfaat.
    •selalu bersyukur kepada nikmat Allah SWT.

    3. Agar siswa atau siswi man 1 kendari tidak melakukan ahlak tercela adalah harus patuh terhadap aturan dan tata tertib sekolah kemudian mempunyai sikap toleransi kepada teman teman nya dan guru atau petugas sekolah juga harus menggambil langkah yang tegas dalam menghadapi siswa atau siswi yang mempunyai ahlak tercela agar kejadian tersebut tidak terulang kembali.

    4. معزّي: خفض الجناح، وإظهار الحزن، وقلة الحديث، وترك التبسم فإنه يورث الحقد. Artinya: “Adab orang bertakziah, yakni menghindari sebanyak mungkin hal-hal yang tidak pantas atau tabu, menampakkan rasa duka, tidak banyak berbicara, tidak mengumbar senyum sebab bisa menimbulkan rasa tidak suka.”

    Dari kutipan di atas dapat diuraikan keempat adab orang bertakziah sebagai berikut:
    Pertama, menghindari sebanyak mungkin hal-hal yang tidak pantas atau tabu. Bertakziah sudah pasti berbeda dengan menghadiri pesta perkawinan. Oleh karena itu cara kita berpakaian dalam bertakziah tidak sebaiknya disamakan dengan cara kita menghadiri pesta perkawinan yang cenderung glamor. Demikian pula cara kita bersolek atau berdandan juga tidak sebaiknya terlalu menor atau memakai parfum yang terlalu kuat baunya. Suasana takziah adalah suasana berkabung dan bukan suasana bersuka cita. Hendaknya cara kita berpakaian dan berdandan sewajarnya saja dengan tetap menjunjung tinggi asas kepatutan dan kesopanan.

    Kedua, menampakkan rasa duka. Setiap kematian seseorang pasti menimbulkan perasaan duka yang mendalam terutama bagi keluarga atau kerabat dekat yang ditinggalkannya. Oleh karena itu orang yang bertakziah dianjurkan untuk ikut merasakan rasa duka itu dengan menampakkan wajah duka sambil mengucapkan secara tulus rasa bela sungkawa. Sangat baik apabila ungkapan bela sungkawa itu diikuti dengan doa semoga tabah dan sabar menerima musibah yang memang sudah merupakan suratan takdir dari Allah SWT.

    Ketiga, tidak banyak berbicara. Dalam suasana duka, orang yang sedang tertimpa musibah kematian, biasanya cenderung diam dan tidak ingin diajak berbicara lama-lama. Oleh karena itu orang yang bertakziah jika ingin mengajak berbicara kepada pihak yang sedang berduka cukup seperlunya saja. Demikian pula di antara orang-orang-orang yang bertakziah (muazziyin dan muazziyat) sebaiknya kalau berbicara satu sama lain cukup seperlunya dan pelan agar tidak menimbulkan suasana berisik. Apa lagi tertawa terbahak-bahak, sungguh hal ini tidak baik dan tidak etis dari sudut mana pun.
    Keempat, tidak mengumbar senyum sebab bisa menimbulkan rasa tidak suka. Poin keempat ini memiliki kaitan erat dengan poin-poin sebelumnya, yakni tidak mendukung ketiganya. Oleh karena itu meskipun dalam keadaan normal senyum termasuk sedekah, tetapi dalam konteks takziah para muazziyin dan muazziyat sebaiknya bisa menahan diri untuk tidak mengumbar senyum. Tentu saja senyum dalam batas-batas yang wajar masih bisa ditolerir. Intinya adalah senyum memiliki makna kegembiaraan yang dalam konteks takziah tidak baik khususnya jika ditujukan kepada pihak yang sedang berduka sebab hal ini sama saja tidak menghormati perasaannya.
    Keempat adab tersebut hendaknya menjadi pedoman bagi umat Islam dalam bertakziah kepada orang lain, baik orang tersebut masih kerabat dekat, tetangga, atau sekedar teman. Hal yang harus selalu diingat adalah bahwa takziah identik dengan ikut berduka.

    BalasHapus
  22. Nama :Muhammad sapta Perdana
    Kelas:XI Bahasa

    1.Yaitu dengan mematuhi aturan pemerintah yaitu tidak keluar rumah (sosial distancing) dan beristigfhar kepada Allah,berdzikir guna mendekatkan diri kepada Allah ditengah tengah wabah covid-19 dan juga bisa menjaga lingkungan sekitar

    2.Hendaknya kita harus memahami kedua sifat itu adalah perbuatan yang tidak disenangi oleh Allah ta'ala.. lalu selanjutnya biasakanlah hidup hemat dan jika memungkinkan biasakanlah untuk bersedekah

    3.Agar siswa atau siswi man 1 kendari tidak melakukan ahlak tercela adalah harus patuh terhadap aturan dan tata tertib sekolah kemudian mempunyai sikap toleransi kepada teman teman nya dan guru atau petugas sekolah juga harus menggambil langkah yang tegas dalam menghadapi siswa atau siswi yang mempunyai ahlak tercela agar kejadian tersebut tidak terulang kembali.


    4. معزّي: خفض الجناح، وإظهار الحزن، وقلة الحديث، وترك التبسم فإنه يورث الحقد. Artinya: “Adab orang bertakziah, yakni menghindari sebanyak mungkin hal-hal yang tidak pantas atau tabu, menampakkan rasa duka, tidak banyak berbicara, tidak mengumbar senyum sebab bisa menimbulkan rasa tidak suka.”

    Dari kutipan di atas dapat diuraikan keempat adab orang bertakziah sebagai berikut:
    Pertama, menghindari sebanyak mungkin hal-hal yang tidak pantas atau tabu. Bertakziah sudah pasti berbeda dengan menghadiri pesta perkawinan. Oleh karena itu cara kita berpakaian dalam bertakziah tidak sebaiknya disamakan dengan cara kita menghadiri pesta perkawinan yang cenderung glamor. Demikian pula cara kita bersolek atau berdandan juga tidak sebaiknya terlalu menor atau memakai parfum yang terlalu kuat baunya. Suasana takziah adalah suasana berkabung dan bukan suasana bersuka cita. Hendaknya cara kita berpakaian dan berdandan sewajarnya saja dengan tetap menjunjung tinggi asas kepatutan dan kesopanan.

    Kedua, menampakkan rasa duka. Setiap kematian seseorang pasti menimbulkan perasaan duka yang mendalam terutama bagi keluarga atau kerabat dekat yang ditinggalkannya. Oleh karena itu orang yang bertakziah dianjurkan untuk ikut merasakan rasa duka itu dengan menampakkan wajah duka sambil mengucapkan secara tulus rasa bela sungkawa. Sangat baik apabila ungkapan bela sungkawa itu diikuti dengan doa semoga tabah dan sabar menerima musibah yang memang sudah merupakan suratan takdir dari Allah SWT.

    Ketiga, tidak banyak berbicara. Dalam suasana duka, orang yang sedang tertimpa musibah kematian, biasanya cenderung diam dan tidak ingin diajak berbicara lama-lama. Oleh karena itu orang yang bertakziah jika ingin mengajak berbicara kepada pihak yang sedang berduka cukup seperlunya saja. Demikian pula di antara orang-orang-orang yang bertakziah (muazziyin dan muazziyat) sebaiknya kalau berbicara satu sama lain cukup seperlunya dan pelan agar tidak menimbulkan suasana berisik. Apa lagi tertawa terbahak-bahak, sungguh hal ini tidak baik dan tidak etis dari sudut mana pun.
    Keempat, tidak mengumbar senyum sebab bisa menimbulkan rasa tidak suka. Poin keempat ini memiliki kaitan erat dengan poin-poin sebelumnya, yakni tidak mendukung ketiganya. Oleh karena itu meskipun dalam keadaan normal senyum termasuk sedekah, tetapi dalam konteks takziah para muazziyin dan muazziyat sebaiknya bisa menahan diri untuk tidak mengumbar senyum. Tentu saja senyum dalam batas-batas yang wajar masih bisa ditolerir. Intinya adalah senyum memiliki makna kegembiaraan yang dalam konteks takziah tidak baik khususnya jika ditujukan kepada pihak yang sedang berduka sebab hal ini sama saja tidak menghormati perasaannya.
    Keempat adab tersebut hendaknya menjadi pedoman bagi umat Islam dalam bertakziah kepada orang lain, baik orang tersebut masih kerabat dekat, tetangga, atau sekedar teman. Hal yang harus selalu diingat adalah bahwa takziah identik dengan ikut berduka.

    BalasHapus
  23. Nurhidaya Amelia Putri
    XI BAHASA

    1.akhlak terpuji yang harus dilakukan adalah menaati himbauan pemerintah yang sudah di anjurkan untuk tidak membuat perkumpulan yang bisa menyebabkan timbulnya penyakit covid-19 dan juga kita harus dan melakukan sosial distancing sesuai himbauan pemerintah

    2.•yakinlah bahwa sesuatu itu adalah milik Allah SWT semata.
    •ketahuilah bahwa Allah SWT. tidak menyukai segala sesuatu hal yang berlebihan, maka dari itu biasakan diri untuk menjalani kehidupan dengan sederhana.
    •Gunakan pengeluaran kita sebaik mungkin, lebih baik jika kita sisakan untuk bersedekah atau berinfa, daripada menggunakannya untuk hal-hal yang tidak terlalu bermanfaat.
    •selalu bersyukur kepada nikmat Allah SWT.

    3.Agar siswa atau siswi man 1 kendari tidak melakukan ahlak tercela adalah harus patuh terhadap aturan dan tata tertib sekolah kemudian mempunyai sikap toleransi kepada teman teman nya dan guru atau petugas sekolah juga harus menggambil langkah yang tegas dalam menghadapi siswa atau siswi yang mempunyai ahlak tercela agar kejadian tersebut tidak terulang kembali.

    4.معزّي: خفض الجناح، وإظهار الحزن، وقلة الحديث، وترك التبسم فإنه يورث الحقد. Artinya: “Adab orang bertakziah, yakni menghindari sebanyak mungkin hal-hal yang tidak pantas atau tabu, menampakkan rasa duka, tidak banyak berbicara, tidak mengumbar senyum sebab bisa menimbulkan rasa tidak suka.”

    Dari kutipan di atas dapat diuraikan keempat adab orang bertakziah sebagai berikut:
    Pertama, menghindari sebanyak mungkin hal-hal yang tidak pantas atau tabu. Bertakziah sudah pasti berbeda dengan menghadiri pesta perkawinan. Oleh karena itu cara kita berpakaian dalam bertakziah tidak sebaiknya disamakan dengan cara kita menghadiri pesta perkawinan yang cenderung glamor. Demikian pula cara kita bersolek atau berdandan juga tidak sebaiknya terlalu menor atau memakai parfum yang terlalu kuat baunya. Suasana takziah adalah suasana berkabung dan bukan suasana bersuka cita. Hendaknya cara kita berpakaian dan berdandan sewajarnya saja dengan tetap menjunjung tinggi asas kepatutan dan kesopanan.

    Kedua, menampakkan rasa duka. Setiap kematian seseorang pasti menimbulkan perasaan duka yang mendalam terutama bagi keluarga atau kerabat dekat yang ditinggalkannya. Oleh karena itu orang yang bertakziah dianjurkan untuk ikut merasakan rasa duka itu dengan menampakkan wajah duka sambil mengucapkan secara tulus rasa bela sungkawa. Sangat baik apabila ungkapan bela sungkawa itu diikuti dengan doa semoga tabah dan sabar menerima musibah yang memang sudah merupakan suratan takdir dari Allah SWT.

    Ketiga, tidak banyak berbicara. Dalam suasana duka, orang yang sedang tertimpa musibah kematian, biasanya cenderung diam dan tidak ingin diajak berbicara lama-lama. Oleh karena itu orang yang bertakziah jika ingin mengajak berbicara kepada pihak yang sedang berduka cukup seperlunya saja. Demikian pula di antara orang-orang-orang yang bertakziah (muazziyin dan muazziyat) sebaiknya kalau berbicara satu sama lain cukup seperlunya dan pelan agar tidak menimbulkan suasana berisik. Apa lagi tertawa terbahak-bahak, sungguh hal ini tidak baik dan tidak etis dari sudut mana pun.
    Keempat, tidak mengumbar senyum sebab bisa menimbulkan rasa tidak suka. Poin keempat ini memiliki kaitan erat dengan poin-poin sebelumnya, yakni tidak mendukung ketiganya. Oleh karena itu meskipun dalam keadaan normal senyum termasuk sedekah, tetapi dalam konteks takziah para muazziyin dan muazziyat sebaiknya bisa menahan diri untuk tidak mengumbar senyum. Tentu saja senyum dalam batas-batas yang wajar masih bisa ditolerir. Intinya adalah senyum memiliki makna kegembiaraan yang dalam konteks takziah tidak baik khususnya jika ditujukan kepada pihak yang sedang berduka sebab hal ini sama saja tidak menghormati perasaannya.
    Keempat adab tersebut hendaknya menjadi pedoman bagi umat Islam dalam bertakziah kepada orang lain, baik orang tersebut masih kerabat dekat, tetangga, atau sekedar teman. Hal yang harus selalu diingat adalah bahwa takziah identik dengan ikut berduka.

    BalasHapus
  24. Siti kanaya thabita kalam rani

    1. akhlak terpuji yang harus dilakukan adalah menaati himbauan pemerintah, contohnya tetap di rumah dan tidak berkumpul kumpul,saling mengingatkan antar sesama muslim dan senantiasa meminta perlindungan dari Allah.sedangkan Akhlak tercela yaitu tidak adanya rasa kemanusiaan dalam diri kita sehingga kita tidak mengikuti himbauan pemerintah dalam mencegah bertambahnya jumlah positif korona contohnya kita tetap saja berkeliran di luar rumah walaupun kita tidak dalam situasi yang genting sehingga harus keluar rumah.

    2. Cara Menghindari Israf, Tabdzir dan Bakhil
    -Mengingat bahwa sikap berlebihan adalah perbuatan setan / mendapat dosa
    •Dengan mengingat bahwa sikap berlebihan adalah perbuatan setan maka kita akan mengurungkan niat dalam melakukan sesuatu hal yang berlebihan karena mengingat dosa dan siksa Allah yang pedih
    -mencari teman yang tidak boros
    •Teman yang boros akan menjerumuskan kita dalam sifat boros jika kita bergaul dengan teman yang mempunyai sifat tercela ini maka otomatis kita juga akan terjerumus dalam sifat tersebut seperti dalam perkataan rasululah Permisalan teman yang baik dan teman yang buruk ibarat “seorang penjual minyak wangi dan seorang pandai besi. Penjual minyak wangi mungkin akan memberimu minyak wangi atau engkau bisa membeli minyak wangi darinya, dan kalaupun tidak engkau tetap mendapatkan bau harum darinya. Sedangkan pandai besi, bisa jadi (percikan apinya) mengenai pakaianmu dan kalaupun tidak, engkau tetap mendapatkan bau asapnya yang tak sedap.”

    -selalu merasa bersyukur dengan apa yang kita punya
    •jika kita selalu bersyukur atas apa yang telah di berikan oleh Allah maka kita akan senantiasa menjaga nafsu kita agar tidak selalu melakukan hal hal yang dapat merugikan diri sendiri

    -selalu mengutamakan kebutuhan dibanding keinginan

    3.agar siswa siswi tidak melakukan akhlak yercela kita dapat merakul atau mengajak dia kedalam lingkaran yang kebih baik lagi agar dia tidak melakukan ahlak tercela itu terus menerus

    BalasHapus
  25. 4. Berdasarkan kesepakatan para ulama, seperti yang disebutkan oleh Ibnu Qudamah, hukumnya sunnah Hal ini diperkuatkan oleh hadits Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam
    Sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam.
    مَنْ عَزَّى مُصَابًا فَلَهُ مِثْلُ أَجْرِهِ
    Barangsiapa yang berta’ziyah kepada orang yang tertimpa musibah, maka baginya pahala seperti pahala yang didapat orang tersebut. [HR Tirmidzi 2/268. Kata beliau: “Hadits ini gharib. Sepanjang yang saya ketahui, hadits ini tidak marfu’ kecuali dari jalur ‘Adi bin ‘Ashim”; Ibnu Majah, 1/511].
    Dalil lainnya, ‘Abdullah bin ‘Amr bin al Ash menceritakan, bahwa pada suatu ketika Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bertanya kepada Fathimah Radhiyallahu ‘anha : “Wahai, Fathimah! Apa yang membuatmu keluar rumah?” Fathimah menjawab,”Aku berta’ziyah kepada keluarga yang ditinggal mati ini.” [HR Abu Dawud, 3/192].

    BalasHapus