Kamis, 16 April 2015

KONSEP DASAR MANJEMEN KURIKULUM



KONSEP DASAR MANJEMEN KURIKULUM
DI SUSUN OLEH
TAMRIN
 

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar belakang
lmu yang dimiliki oleh seorang manusia itu kuantitas dan kualitasnya berbeda. Ilmu itulah yang dapat mengangkat derajat dan kehormatan manusia. Ilmu dapat diperoleh dimana saja melalui proses pembelajaran. Pada proses secara umum lebih menekankan pada pendidikan. Pendidikan itu terfokus pada interaksi antara pendidik dan peserta didik dalam upaya membantu peserta didik dapat mencapai tujuan-tujuan pendidikan. Interaksi pendidikan itu dapat berlangsung secara formal seperti di sekolah atau secara informal seperti pada keluarga, pada masyarakat maupun di lingkungan.
Dewasa ini, ilmu dan teknologi berkembang sangat pesat. Hal ini juga akan berpengaruh terhadap kurikulum yang digunakan dalam proses pembelajaran. Kurikulum haruslah bisa mengikuti perkembangan ilmu dan teknologi yang setiap saat selalu berkembang.  Pelaksanaan proses interaksi itu terutama di sekolah dilakukan secara berencana yaitu dengan dibuatnya kurikulum. Kurikulum adalah hal yang sangat penting dan harus diketahui oleh pendidik maupun calon pendidik. Dengan pendidik mengetahui kurikulum, maka pelaksanaan pembelajaran disekolah akan berlangsung dengan baik. Dalam hal ini mengetahui tentang kurikulum saja tidaklah cukup. Pendidik maupun peserta didik harus memahami tentang konsep dasar kurikulum, cara mengorganisasikan kurikulum, dan melaksanakan kurikulum, dan mengembangkan kurikulum.
Untuk mengetahui dan memahami lebih lengkap tentang kurikulum maka kami membuat makalah ini dengan menggabungkan dari berbagai sumber. Diharapkan dengan demikian calon pendidik atau pendidik dapat lebih memahami tentang apa yang dimaksud dengan kurikulum. Dalam makalah ini akan dibahas tentang konsep dasar manajemen kurikulum.
B.     Rumusan masalah
Berdasarkan penjelasan latar belakang di atas maka rumusan masalah yang akan dikaji adalah tentang “bagaimana konsep dasar manajemen kurikulum”?
C.    Tujuan Penulisan Makalah
Adapun tujuan dari makalah ini adalah Untuk mengetahui konsep yang digunakan dalam manajemen kurikulum.









BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Manajemen Kurikulum
Manajemenkurikulum berasal dari dua kata yaitu manajemen dan kurikulum
 keduanya memiliki pengertian yang berbeda.
1.      Definisi manajemen
Sebelum menguraikan teori manajemen kurikulum, sebaiknya kita mengetahui terlebih dahulu tentang definisi Manajemen “Manajemen merupakan suatu proses sosial yang direncanakan untuk menjamin kerjasama, partisipasi, intervensi dan keterlibatan orang lain dalam mencapai sasaran tertentu, yang telah ditetapkan dengan efektif.[1]
Manajemen berasal dari kata to manage yang berarti mengelola. Pengelolaan dilakukan melalui proses dan dikelola berdasarkan urutan dan fungsi-fungsi manajemen itu sendiri. Manajemen adalah melakukan pengelolaan sumber daya yang di miliki oleh sekolah atau organisasi yang di antaranya adalah manusia, uang, metode, material, mesin dan pemasaran yang dilakukan dengan sistematis dalam suatu proses[2].

Menurut Sergiovanni dan kawan-kawan yang terdapat dalam buku Ibrahim Bafadhal, mengatakan bahwa manajemen sebagai process of working with and through others to accomplish organizational goals efficiently. (manajemen sebagai proses kerja melalui orang lain untuk mencapai tujuan organisasi secara efisien).[3] Selain itu dalam manajemen meliputi perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), pengerahan (leading), dan pengawasan (controlling).Hal ini terlihat bahwa dengan manajemen sesuatu akan  mudah  diatur  dan  belajar  bagaimana  mendayagunakan  sekelompok orang dan fasilitas yang ada untuk dilibatkan dalam suatu tujuan tertentu.
Manajemen adalah proses merencana, mengorganisasi, memimpin dan mengendalikan upaya organisasi dengan segala aspeknya agar tujuan organisasi tercapai secara efektif dan efisien.  Manajemen diartikan sebagai ilmu, kiat, dan profesi. Dikatakan sebagai ilmu oleh Luther Gulick karena manajemen dipandang sebagai suatu bidang pengetahuan yang secara sistematik berusaha memahami mengapa dan bagimana orang bekerja sama. Dikatakan sebagai kiat oleh Follet karena manajemen mencapai sasaran melalui cara-cara dengan mengatur orang lain menjalankan dalam tugas. Dipandang sebagai profesi karena manajemen dilandasi oleh keahllian khusus untuk mencapai suatu prestasi manajer, dan para profesional dituntun oleh suatu kode etik[4].

Dapat disimpulkan bahwa manajemen merupakan pendayagunaan beberapa Sumber Daya Manusia dari suatu institusi yang pelaksanaannya didukung oleh sarana prasarana yang ada. Pelaksanaannya tidak lepas pada perencanaan, pengorganisasian, pengarahan serta evaluasi atau flash back terhadap semua kegiatan yang telah dilakukan.
2.      Definisi manajemen menurut para ahli
Menurut Hasibuan, manajemen sebagai ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Stoner, seperti yang dikutip Fachruddin mendefinisikan manajemen sebagai suatu proses perencanaan, pengorganisasian, memimpin dan mengawasi pekerjaan organisasi dan untuk menggunakan semua sumber daya organisasi yang tersedia untuk mencapai tujuan organisasi yang dinyatakan dengan jelas.[5]

Gordon menyatakan bahwa manajemen merupakan metode yang digunakan administrator untuk melakukan tugas-tugas tertentu atau mencapai tujuan tertentu. Menurut Mary Parker Follet, manajemen adalah sebagai seni untuk melaksanakan pekerjaan melalui orang-orang (The art getting things done through people). Ricky W. Griffin mendefinisikan manajemen sebagai sebuah proses perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, dan pengontrolan sumber daya untuk mencapai sasaran (goals) secara efektif dan efisien. Harold Koontz & O’Donnel dalam bukunya yang berjudul “Principles of Management” mengemukakan, manajemen adalah berhubungan dengan pencapaian sesuatu tujuan yang dilakukan melalui dan dengan orang-orang lain.[6]
3.      Definisi kurikulum
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu5Kurikulum adalah program pendidikan (sekolah) bagi siswa berdasarkan program pendidikan tersebut siswa melakukan berbagai kegiatan belajar, sehingga mendorong perkembangan dan pertumbuhannya sesuai dengan tujuan pendidikan yang telah ditetapkan.
Ada beberapa pendapat tentang definisi kurikulum, diantaranya:

§  Menurut  Oemar  Hamalik,  istilah  kurikulum  berasal  dari  bahasa  latin, yakni Curriculae yang artinya jarak yang harus ditempuh oleh seorang pelari. Definisi kurikulum yaitu jangka waktu pendidikan yang harus ditempuh oleh siswa yang bertujuan untuk memperoleh ijazah.[7]
§  Menurut Rusman, bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan  sebagai  pedoman  penyelenggaraan  kegiatan  pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.[8]
§  Menurut  Ragan,  bahwa  kurikulum  merupakan  seluruh  program  dan  kehidupan dalam sekolah, yakni segala pengalaman anak ada pada tanggung jawab sekolah. Selain itu kurikulum tidak hanya meliputi bahan pelajaran tetapi hubungan sosial antara guru dan murid, metode mengajar, serta cara mengevaluasi.[9]
§  Menurut   Hilda   Taba,   bahwa   kurikulum   sebagai   rencana   belajar (a curriculum is a plan for learning). Rencana belajar biasanya berisi tujuan, materi atau isi, strategi pembelajaran dan evaluasi.[10]
§  Menurut Harold B. Alberty, kurikulum merupakan semua kegiatan yang diberikan kepada siswa di bawah tanggung jawab sekolah (all of the activities that are provided for the students by the school).[11]
§  Menurut  Ibrahim  Bafadhal,  bahwa  kurikulum  merupakan  keseluruhan  program pengalaman belajar yang dipersiapkan untuk peserta didik. Pada latar kanak kanak, kurikulum disebut dengan istilah Program Kegiatan Belajar (PKB).[12]
Dari berbagai defenisi diatas dapat dibuat sintesa bahwa kurikulum adalah suatu rencana, suatu program yang diharapkan, atau tentang kebutuhan yang diperlukan selama studi berlangsung. Kurikulum mengacu pada suatu rencana tertulis yang menguraikan apa yang akan dipelajari para siswa. Kurikulum juga merupakan suatu metode dan pengetahuan yang ditentukan yang dapat dikomunikasikan. Kurikulum harus dapat diwujudkan dalam kelas riil, misalnya yang berbasis pada pengalaman para siswa di bawah bimbingan para guru. Kurikulum menjadi rencana yang dibuat untuk memandu pelajaran di ddalam sekolah tersebut, yang pad aumumnya dalam bentuk dokumen yang retrievable serta aktualisasi semua rencana tersebut di dalam kelas.
4.    Definisi manajemen kurikulum
Manajemen kurikulum ialah sebagai suatu sistem pengelolaan kurikulum yang kooperatif, komprehenshif, sistemik, dalam rangka mewujudkan ketercapaian tujuan kurikulum. Otonomi yang diberikan pada lembaga pendidikan atau sekolah dalam mengelola kurikulum secara mandiri dengan memprioritaskan kebutuhan dan ketercapaian sasaran dalam visi dan misi lembaga pendidikan atau sekolah tidak mengabaikan kebijakan nasional yang telah ditetapkan[13].
Manajemen Kurikulum adalah segenap proses usaha bersama untuk memperlancar pencapaian tujuan pembelajaran dengan dititik beratkan pada usaha, meningkatkan kualitas interaksi belajar mengajar. Manajemen Kurikulum adalah proses kerjasama dalam pengolahan kurikulum agar berguna bagi lembaga untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien.
Manajemen Kurikulum merupakan suatu sistem kurikulum yang berorientasi pada produktivitas dimana kurikulum tersebut beriorientasi pada peserta didik, kurikulum dibuat sebagaimana dapat membuat peserta didik dapat mencapai tujuan hasil belajar.
Manajemen Kurikulum adalah pemberdayaan dan pendayagunaan manusia, materi, uang, informasi, dan rekayasa untuk dapat mengantarkan anak didik menjadi kompeten dalam berbagai kehidupan yang dipelajarinya.
Manajemen Kurikulum adalah upaya untuk mengurus, mengatur, dan mengelola perangkat mata pelajaran yang akan diajarkan pada lembaga pendidikan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
Keterlibatan masyarakat dalam menajemen kurikulum di maksudkan agar dapat memahami, membantu, dan mengontrol implementasi kurikulum, sehingga lembaga pendidikan atau sekolah selain dituntut kooperatif juga mampu mandiri dalam mengdentifikasikan kebutuhan kurikulum, mendesain kurikulum, menentukan prioritas kurikulum, melaksanakan pembelajaran, menilai kurikulum, mengendalikan serta melaporkan sumber dan hasil kurikulum, baik kepada masyarakat maupun pada pemerintah.
B.    Ruang lingkup manajemen kurikulum
Manajemen kurikulum merupakan bagian integral dari Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS). Lingkup Manajemen Kurikulum meliputi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan evaluasi kurikulum. Pada tingkat satuan pendidikan kegiatan kurikulum lebih mengutamakan untuk merealisasikan dan merelevansikan antara kurikulum nasional (standar kompetensi/ kompetensi dasar) dengan kebutuhan daerah dan kondisi sekolah yang bersangkutan, sehingga kurikulum tersebut merupakan kurikulum yang integritas dengan peserta didik maupun dengan lingkungan di mana sekolah itu berada[14].

Studi manajemen kurikulum adalah bagian integral dari studi kurikulum. Pokok kegiatan utama studi manajemen kurikulum adalah meliputi bidang perencanaan dan pengembangan, pelaksanaan, dan perbaikan kurikulum. Studi manajemen pengembangan kurikulum pada dasarnya eratkaitan dengan studi administrasi pendidikan, dimana fungsi supervise telah tercangkup di dalamnya.
Beberapa ruang lingkup studi yang dikembangkan[15], yaitu:
1.      Manajemen perencanaan dan pengembangan kurikulum, di dalam manajemen ini akan dipelajari masalah perencanaan kurikulum dan pengembangan selanjutnya penting mandapatperhatian, karena terkait erat dengan faktor-faktor mandasar, peran berbagai pihak dan metedologi pengembangan itu sendiri, sehingga merupakan suatu proses keseluruhan kegiatan dan pengembangan kurikulum
2.      Manajemen pelaksanaan kurikulum. Bidang ini mempelajari sebab erat kaitannya dengan keterlaksanaan kurikulum disekolah atau lembaga pendidikan dan latihan. Peran administrator (kepala sekolah) dan guru mendapat sorotan lebih tajam, dalam artian asministratif.
3.      Supervise pelaksanaan kurikulum. Bidang ini membahas lebih mendasar dan meluas, sebagai erat kaitannya dengan upaya pembinaan dan pengembangan kemampuan personal sekolah, yang mendapat tanggung jawab dalam proses pelaksanaan kurikulum, dan dengan cara bagaimanamereka seharusnya dipersiapkan agar mampu bertindak sebagai supervisor.
4.      Pemantauan dan penilaian kurikulum. Peranan dan fungsinya sangat penting dalam rangka pengembangan, pelaksanaan, supervisi dan perbaikan kurikulum.
5.      Perbaikan kurikulum. Bidang ini harusnya mendapatkan perhatian yang lebih oleh sebab erat kaitannya dengan upaya membina relevansi pendidikan dan peningkatan mutu pendidikan sejalan dengan perkembangan masyarakat secara menyeluruh, yang ada akhirnya dengan dikembangkan suatu kurikulum yang lebih baik.
6.      Desentralisasi dan sentralisasi pengembangan kurikulum, perlu dikaji secara lebih lanjut berkaitan dengan desentralisasi pengelolaan pendidikan oleh pemerintah daerah.
7.      Masalah ketenagaan dalam pengembangan kurikulum serta model kepemimpinan yang serasi pada konteks masyarakat yang berkembang dinamis dewasa ini.

C.    Prinsip Manajemen Kurikulum
Terdapat lima prinsip yang harus diperhatikan dalam melaksanakan manajemen kurikulum,yaitu sebagai berikut:[16]
a.       Produktivitas, hasil yang akan diperoleh dalam kegiatan kurikulum merupakan aspek yang harus dipertimbangkan dalam manajemen kurikulum. Pertimbangan bagaimana agar peserta didik dapat mencapai hasil belajar sesuai dengan tujuan kurikulum harus menjadi sasaran dalam manajemen kurikulum.
b.      Demokratisasi, pelaksanaan manajemen kurikulum harus berasaskan demokrasi yang menempatkan pengelola, pelaksana dan subjek didik pada posisi yang seharusnya dalam melaksanakan tugas dengan penuh tanggung jawab untuk  mencapai tujuan kurikulum.
c.       Kooperatif, untuk memperoleh hasil yang di harapkan dalam kegiatan manajemen kurikulum perlu adanya kerja sama yang positif dari berbagai pihak yang terlibat.
d.      Efektivitas dan efesiensi, rangkaian kegiatan manajemen kurikulum harus mempertimbangkan efektivitas dan efesiensi untuk mencapai tujuan kurikulum sehingga kegiatan manajemen kurikulum tersebut memberikan hasil yang berguna dengan biaya, tenaga, dan waktu yang relatif singkat.
e.       Mengarahkan visi, misi dan tujuan yang ditetapkan dalam kurikulum, proses manajemen kurikulum harus dapat memperkuat dan mengarahkan visi, misi, dan tujuan kurikulum.
D.    Fungsi Manajemen Kurikulum
Dalam proses pendidikan perlu dilaksanakan manajemen kurikulum agar perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi kurikulum berjalan lebih efektif, efesien, dan optimal dalam memberdayakan berbagai sumber belajar, pengalaman belajar, maupun komponen kurikulum. Ada beberapa fungsi manajemen kurikulum[17] di antaranya sebagai berikut:
1.      Meningkatkan efesiensi pemanfaatan sumber daya kurikulum, pemberdayaan sumber maupun komponen kurikulum dapat ditingkatkan melalui pengelolaan yang terencana dan efektif.
2.      Meningkatkan keadilan (equity) dan kesempatan pada siswa untuk mencapa hasil yang maksimal, kemampuan yang maksimal dapat dicapai peserta didik tidak hanya melalui kegiatan intrakurikuler, tetapi juga perlu melalui kegiatan ekstra  dan kokurikuler yang dikelola secara integritas dalam mencapai tujuan kurikulum.
3.      Meningkatkan relevansi dan efektivitas pembelajaran sesuai dengan kebutuhan peserta didik maupun lingkungan sekitar peserta didik, kurikulum yang dikelola secara efektif dapat memberikan kesempatan dan hasil yang relevan dengan kebutuhan peserta didik maupun lingkungan sekitar.
4.      Meningkatkan efektivitas kinerja guru maupun aktivitas siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran. Pengelolaan kurikulum yang professional, efektif, dan terpadu dapat memberikan motivasi pada kinerja guru maupun aktivitas siswa dalam belajar.
5.      Meningkatkan efesiensi dan efektivitas proses belajar mengajar, proses pembelajaran selalu dipantau dalam rangka melihat konsistensi antara desain yang telah direncanakan dengan pelaksanaan pembelajaran. Dengan demikian, ketidaksesuaian antara desain dengan implementasi dapat dihindarkan. Di samping itu, guru maupun siswa selalu termotivasi untuk melaksanakan pembelajaran yang efektif dan efesien karena adanya dukungan kondisi positif yang diciptakan dalam kegiatan pengelolaan kurikulum.
6.      Meningkatkan partisipasi masyarakat untuk membantu mengembangkan kurikulum, kurikuum yang dikelola secara profesional akan melibatkan masyarakat, khususnya dalam mengisi bahan ajar atau sumber belajar perlu disesuaikan dengan cirik khas dan kebutuhan pembangunan daerah setempat.

D.    Konsep Manajemen Kurikulum
Kurikulum di sekolah merupakan penentu utama kegiatan sekolah. Segala aktivitas siswa mengacu pada kurikulum yang ada. Berdasarkan hal tersebut kurikulum harus tepat dirumuskan secara perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan evaluasi kurikulum tersebut. Program pendidikan/kurikuler tersebut, sekolah/ lembaga pendidikan berusaha mendorong siswa agar berkembang dan tumbuh secara tepat sesuai dengan tujuan pendidikan yang telah ditetapkan.
Keterlibatan masyarakatpun ikut andil mengambil bagian penting dalam manajemen kurikulum dimaksudkan agar dapat memahami, membantu, dan mengontrol implementasi kurikulum, mendesain kurikulum, menentukan prioritas kurikulum, melaksanakan pembelajaran, menilai kurikulum, mengendalikan serta melaporkan sumber dan hasil kurikulum, baik kepada masyarakat maupun pemerintah[18].

Kurikulum yang dirumuskan harus sesuai dengan filsafat dan cita-cita bangsa, perkembangan siswa, tuntutan dan kemajuan masyarakat. Pemahaman tentang konsep dasar manajemen kurikulum merupakan hal yang penting bagi para kepala sekolah yang kemudian merupakan modal untuk membuat keputusan dalam implementasi kurikulum yang akan dilakukan oleh guru[19].

Manajemen Kurikulum membicarakan pengorganisasian sumber-sumber yang ada di sekolah sehingga kegiatan manajemen kurikulum ini dapat dilakukan dengan efektif dan efisien.  Perkembangan kurikulum di Republik Indonesia sampai saat ini telah melahirkan Undang-Undang nomor 20 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Badan Standar Pendidikan Nasional, disusul dengan Permendiknas 22 tahun 2006 tentang Standar Isi, kemudian disusul dengan Permendiknas 23 tentang Standar Kompetensi Kelulusan dan Undang-Undang nomor 24 tentang Pelaksanaan Permendiknas Nomor 22 dan 23.
Pembakuan Undang-Undang dan Permendiknas itu menjadi kekuatan hukum bagi penyelenggara pendidikan untuk menata kurikulum dalam penyelenggaraan pendidikan di Indonesia sehingga dengan demikian undang-undang dan peraturan menteri pendidikan nasional itu perlu dibaca dan dipahami.   
Untuk menyusun kurikulum Nasional, tentu ada lembaga yang diberi tugas dan tanggung jawab untuk merancang atau mengembangkan kurikulum yang akan digunakan secara nasional. Di Indonesia lembaga itu dikenal sebagai pusat kurikulum, yang berada di bawah badan penelitian dan pengembangan pendidikan nasional (Balitbang Diknas). Di Negara lain tentu saja ada lembaga seperti itu. Ada beberapa pemangku kepentingan yang menurut David G. Amstrong biasanya di libatkan dalam pengembangan kurikulum, yaitu:
a.       Curiculum specialist (spesialis kurikulum, ahli kurikulum)
b.      Teacher/instructors (guru/instruktur)
c.       Learners (peserta didik)
d.      Principals/corporate unit supervisors (kepala sekolah/unit pengawas)
e.       Central office administrators/corporate administrators (administrator kantor pusat/administrator perusahaan)
f.       Special expert (ahli khusus)
g.      Lay public representation (perwakilan masyarakat umum)”[20]
Pengembangan kurikulum, sebagaimana dikemukakan adalah proses kompleks yang terdiri dari berbagai kegiatan mengakses kebutuhan, mengidentifikasi harapan hasil belajar, dan mempersiapkan proses pembelajaran untuk mengharapkan outcome hasil belajar. Tak kalah pentingnya adalah menyesuaikan program pembelajaran dengan budaya, social, dan berbagai kebutuhan orang-orang yang untuk merekalah kurikulum tersebut disipakan.
            














BAB III
P E N U T U P
A.    Kesimpulan
1.      Manajemen adalah proses dimana adanya suatu kegiatan untuk mencapai atau mewujudkan tujuan tertentu yang telah ditetapkan secara bersama didalam organisasi.
2.      Kurikulum adalah susunan satu rangkaian kegiatan yang didalamnya mengandung rencana belajar siswa, sebagai pengalaman belajar siswa yang diperoleh dari sekolah saat didalam kelas maupun diluar sekolah.
3.      Manajemen Kurikulum adalah segenap proses usaha bersama untuk mewujudkan pencapaian tujuan pengajaran juga meningkatkan kualitas interaksi belajar mengajar. Manajemen kurikulum di sekolah ataupun didunia pendidikan sangat diperlukan guna untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan dan kurikulum dapat dijadikan pedoman dalam penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
4.      Ruang lingkup manajemn kurikulum/ Pokok kegiatan utama studi manajemen kurikulum adalah meliputi bidang perencanaan, dan pengembangan, pelaksanaan, dan perbaikan kurikulum.
5.      Manajemen kurikulum terdapat lima prinsip untuk mengimplementasikan yaitu Produktivitas, demokratisasi, Kooperatif, efektivitas dan efesiensi, dan mengarahkan visi, misi, dan tujuan.
6.      Fungsi manajemen berfungsi agar perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi kurikulum berjalan lebih efektif, efesien, dan optimal dalam memberdayakan berbagai sumber belajar, pengalaman belajar, maupun komponen kurikulum.
7.      Kurikulum di sekolah merupakan penentu utama kegiatan sekolah. Segala aktivitas siswa mengacu pada kurikulum yang ada.















DAFTAR PUSTAKA
Fattah, Nanang. 2009. Landasan Manajemen Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya

Hamalik, Oemar. 2007. Manajemen Pengembangan Kurikulum. Bandung: Remaja Rosdakarya

Hamalik, Oemar, 2003, Kurikulum dan Pembelajaran, Jakarta: Bumi Aksara.

Rusman. 2009. Manajemen Kurikulum. Jakarta: Rajawali Pers
Eliadian. Pengertian manajemen, kurikulum, manajemen kurikulum, dan konsep manajemen kurikulum, dalam http://eliadian.blogspot.com, 20:26/14.03.2015.

Nasution, 2003, Asas – Asas Kurikulum, Jakarta: Bumi Aksara.
Noor Rohinan M., MA, The Hidden curriculum (membangun karakter melalui kegiatan ekstrakurikuler), Yogyakarta:Insan Madani, 2012
Munir, 2008, Kurikulum Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi, Bandung: Alfabeta.



[1] Iwa Sukiswa, Dasar Dasar Umum Manajemen Pendidikan, (Bandung: TARSITO, 1986), h. 13
[2] Eliadiana, “pengertian manajemen, kurikulum, manajemen kurikulum, dan konsep manajemen kurikulum,http://eliadian.blogspot.com, 20:26/13.04.2015.
[3] Ibrahim Bafadhal, Dasar Dasar Manajemen & Supervisi Taman Kanak Kanak, (Jakarta: Bumi Akasara, 2006), h. 4
[4] Nanang Fattah, Landasan manajemen pendidikan (Bandung: Remaja rosdakarya, 2009), hlm.1
[5] Ibid, hal.3
[6] Rusman, manajemen kurikulum (Jakarta: Rajawali pers, 2009), hlm3
[7] Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2003), h. 16.
[8] Rusman, Manajemen Kurikulum, (Jakarta: Rajawali Press, 2009), h. 3
[9] Nasution, Asas – Asas Kurikulum, (Jakarta: Bumi Aksara, 2003), h. 7
[10] Munir, Kurikulum Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi, (Bandung: Alfabeta, 2008), h. 28.
[11] Rusman, Manajemen ……, h. 3
[12] Ibrahim Bafadhal, Dasar………….,  h. 67
[13] Rusman, manajemen kurikulum (Jakarta: Rajawali pers, 2009), hlm.3
[14] Rusman, op.cit., hlm.4.
[15] Oemar Hamalik, manajemen pengembangan kurikulum (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007), hlm21
[16] Rusman, manajemen kurikulum (Jakarta: Rajawali pers, 2009), hlm4
[17] Ibid,  hlm.5
[18] Rusman, manajemen kurikulum (Jakarta: Rajawali pers, 2009), hlm4
[19] Eliadian, “pengertian manajemen, kurikulum, manajemen kurikulum, dan konsep manajemen kurikulum,http://eliadian.blogspot.com, 20:26/13.04.2015.
[20] Rohinan M. Noor, MA, The Hidden curriculum (membangun karakter melalui kegiatan ekstrakurikuler), Yogyakarta:Insan Madani, 2012, hal-8