BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar belakang
Sekolah
merupakan lembaga pendidikan formal yang memiliki peranan penting dalam
mengembangkan wawasan ilmu pengetahuan kepada setiap warga Negara yang akan
memangku pendidikan. Maka dari itu untuk menjadikan sekolah sebagai salah satu
lembaga pendidikan membutuhkan pengelolaan yang baik dari segenap civitas
akademik dan mendapatkan dukungan dari lingkungan masyarakat maupun pemerintah.
Sekolah berada ditengah-tengah masyarakat dan dapat
dikatakan sebagai pisau bermata dua. Mata yang pertama adalah menjaga
kelestarian nilai-nilai positif yang ada dalam masyarakat, agar pewarisan
nilai-nilai masyarakat berlangsung dengan baik. Mata uang kedua adalah sebagai
lembaga yang dapat mendorong perubahan nilai dan tradisi sesuai dengan kemajuan
dan tuntutan kehidupan serta pembangunan. Kedua fungsi ini seolah-olah
bertentangan, namun sebenarnya keduanya dilakukan dalam waktu yang bersamaan.
Oleh karena itu fungsi yang kontroversial ini, diperlukan saling pemahaman
antara sekolah dan masyrakat.
Nilai-nilai yang sesuai dengan kebutuhan pembangunan tetap
dijaga kelestariannya, sedang yang tidak sesuai harus diubah. Pelaksanaan
fungsi sekolah ini, terlebih sekolah menengah yang berada di tengah-tengah masyarakat
terpencil, menjadi tumpuan harapan masyrakat untuk kemajuan mereka. Untuk dapat
menjalankan fungsi ini hubungan sekolah masyarakat harus selalu baik. Dengan
demikian, terdapat kerjasama serta situasi saling membantu antara sekolah dan
masyarakat. Disamping itu, pendidikan merupakan tanggung jawab bersama antara
sekolah, pemerintah, dan masyarakat. Realisasi tanggung jawab itu tidak dapat
dilaksanakan apabila hubungan sekolah dan masyrakat tidak terjalin
sebaik-baiknya.
B.
Rumusan masalah
1.
Apakah Konsep Hubungan
Sekolah dan Masyarakat?
2.
Bagaimanakah bentuk
operasional hubungan antara sekolah dan masyarakat?
3.
Bagaimanakah
jenis-jenis Kegiatan Hubungan Sekolah dengan Masyarakat?
4.
Bagaimana pentingya hubungan sekolah dan mayarakat?
5.
Apakah Tujuan dan fungsih Hubungan Sekolah dan
Masyrakat?
6.
Bagaimanakah usaha-usaha
sekolah untuk mengenal masyarakat?
7.
Bagaimanakah peran guru
dalam hubungan sekolah dan masyarakat?
C.
Tujuan
1. Untuk memahami konsep hubungan sekolah dan masayarakat
2. Untuk mengetahui bentuk-bentuk operasional hubungan antara
sekolah dan masyarakat
3. Untuk mengetahui jenis-jenis kegiatan hubungan antara sekolah
dan masyarakat
4. Untuk mengetahui pentingnya hubungan sekolah dan masyrakat
5. Untuk mengetahui tujuan dan fungsih hubungan sekolah dan masyarakat
6. Untuk mengetahui peran guru dalam hubungan sekolah dan masyarakat
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Hubungan
Sekolah dan Masyarakat
Secara sederhana konsep hubungan sekolah
dengan masyarakat tercantum dalam Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional. “Dalam pasal 8 disebutkan bahwa masyarakat berhak
untuk berperan serta dalam perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan evaluasi
program pendidikan”.[1]
Kemudian “dalam pasal 9, masyarakat bekewajiban memberikan dukungan sumber daya
dalam penyelenggaraan pendidikan. Berdasarkan peraturan perundang-undangan
diatas, hubungan sekolah dengan masyarakat merupakan hubungan timbal balik yang
sinergis”.[2]
Dimana keduanya tidak dapat berdiri
sendiri dalam penyelenggaraan pendidikan. Sekolah sebagai lembaga pendidikan
formal memiliki tanggung jawab memberi pemahaman pada masyarakat tentang tujuan
sekolah, program, serta kebutuhan penyelenggaraan pendidikan. Sebaliknya
masyarakat memiliki tanggung jawab menyumbangkan sumber daya dalam hubungan tersebut.
Disisi lain masyarakat memiliki otoritas untuk berperan dalam perencanaan,
pelaksanaan, pengawasan, dan evaluasi program pendidikan. Otoritas masyarakat
tersebut dimaksudkan untuk memberi ruang pada masyarakat mengkritisi pendidikan
di sekolah, sehingga kebutuhan pendidikan dapat disesuaikan dengan kebutuhan
dan potensi masyarakat setempat.
Menurut Syamsi, hubungan dengan
masyarakat adalah untuk mengembangkan opini publik yang positif terhadap suatu
badan, publik harus diberi penerangan-penerangan yang lengkap dan obyektif
mengenai kegiatan-kegiatan yang menyangkut kepentingan mereka, sehingga dengan
demikian akan timbul pengertian darinya. Selain itu pendapat-pendapat dan
saran–saran dari publik mengenai kebijaksanaan badan itu harus diperhatikan dan
dihargai.[3]
Hubungan
sekolah dengan masyarakat merupakan jalinan interaksi yang diupayakan oleh
sekolah agar dapat diterima di tengah-tengah masyarakat untuk mendapatkan
aspirasi, simpati dari masyarakat. Dan mengupayakan terjadinya kerjasama yang
baik antar sekolah dengan masyarakat untuk kebaikan bersama, atau secara khusus
bagi sekolah penjalinan hubungan tersebut adalah untuk mensuksekan
program-program sekolah yang bersangkutan sehingga sekolah tersebut bisa tetap
eksis.
Hubungan
sekolah
dan masyarakat adalah suatu proses komunikasi antara sekolah dengan masyarakat
untuk meningkatkan pengertian masyarakat tentang kebutuhan serta kegiatan
pendidikan serta mendorong minat dan kerjasama untuk masyarakat dalam
peningkatan dan pengembangan sekolah. Kindred, balgin dan Gallagher
mendefinisikan “hubungan sekolah dan masyarakat ini sebagai usaha kooperatif
untuk menjaga dan mengembangkan saluran informasi dua arah yang efisien serta
saling pengertian antara sekolah, personel sekolah dengan masyarakat”.[4]
Definisi
tersebut diatas mengandung beberapa elemen penting, sebagai berikut:
1.
Adanya kepentingan
yang sama antara sekolah dengan masyrakat. Masyarakat memerlukan sekolah untuk
menjamin bahwa anak-anak sebagai generasi penerus akan dapat hidup lebih baik,
demikian pula sekolah.
2.
Untuk memenuhi
harapan masyarakat itu, masyarakat perlu berperan serta dalam pengembangan
sekolah. Yang dimaksud peran serta sekolah adalah kepedulian masyarakat tentang
hal-hal yang terjadi disekolah, serta tindakan membangun dalam perbaikan
sekolah.
3.
Untuk meningkatkan
peran serta itu diperlukan kerja sama yang baik, melalui komunikasi dua arah
yang efisien.
Lembaga
pendidikan Islam merupakan lembaga pendidikan yang akhir-akhir ini memiliki
tingkat kpercayaan dari masyarkat. Karena Kepercayaan masyarakat menjadi salah
satu kunci kemajuan lembaga pendidikan Islam. Ketika masyarakat memiliki
kepercayaan terhadap lembaga pendidikan Islam, maka mereka akan mendukung penuh
bukan saja dengan memasukkan putra-putrinya ke dalam lembag pendidikan
tersebut, tetapi bahkan mempengaruhi orang lain untuk melakukan hal yang sama.
Sebaliknya, ketika masyarakat tidak percaya, mereka bukan hanya tidak mau
memasukkan putra-putrinya ke lembaga pendidikan tersebut, tetapi bahkan
memprovokasi tetangga atau lingkungan sekitarnya. Ini berarti masyarakat
merupakan komponen strategis yang harus mendapat perhatian penuh oleh manajer
pendidikan Islam.
B.
Bentuk Opersional Hubungan Sekolah dengan Masyarakat
Humas sebagai penghubung dari pihak
sekolah dengan masyarakat harus selalu dipelihara dengan baik karena sekolah
akan selalu berhubungan dengan masyarakat, tidak bisa lepas darinya sebagai
partner sekolah dalam mencapai kesuksesan sekolah itu sendiri. Prestise sekolah
semakin tinggi di mata masyarakat jika sekolah mampu melahirkan peserta didik
yang cerdas, berkepribadian dan mampu mengaplikasikan ilmu yang diperolehnya
dalam memajukan masyarakat.hubungan ini di lakukan baik secara internal maupun
secara eksternal. Tergantung pada inisiatif dan
kreatifitas sekolah, kondisi dan situasi, fasilitas sekolah dan sebagainya.
1.
Di bidang Sarana
Akademik,
Tinggi rendahnya prestasi lulusan
(kualitas maupun kuantitas), penelitian, karya ilmiah (lokal, nasional, internasiona),
jumlah dan tingkat kesarjanaan pendidiknya, sarana dan prasarana akademik
termasuk laboratorium dan perpustakaan atau proses belajar mengajar, SB yang
mutakhir serta teknologi instruksional yang mendukung PBM, termasuk ukuran
prestasi dan prestise-nya.
2.
Di bidang Sarana
Pendidikan
Gedung
atau bangunan sekolah termasuk ruang belajar, ruang praktikum, kantor dan
sebagainya beserta perabot atau mebeuler yang memadai akan memiliki daya tarik
tersendiri bagi popularitas sekolah.
3.
Di bidang Sosial
Partisipasi
sekolah dengan masyarakat sekitarnya, seperti kerja bakti, perayaan-perayaan
hari besar nasional atau keagamaan, sanitasi dan sebagainya akan menambah kesan
masyarakat sekitar akan kepedulian sekolah terhadap lingkungan sekitar sebagai
anggota masyarakat yang senantiasa sadar lingkungan demi baktinya terhadap
pembangunan masyarakat.
4.
Kegiatan Karya Wisata
Kegiatan
karya wisata juga bisa dijadikan sarana hubungan sekolah dengan masyarakat,
seperti membawa spanduk serta atribut sekolah sampai keluar daerah menyababkan
nama sekolah dapat dikenal lebih luas sampai luar kota. Bahkan tertib sopan
santun para siswanya di perjalanan akan mendapat kesan tersendiri dari
masyarakat yang disinggahi dan dilaluinya.
5.
Kegiatan Olah Raga
dan Kesenian
Juga
dapat merupakan sarana hubungan sekolah dengan masyarakat, misalnya dalam
porseni dan lomba antar sekolah akan membawa keunggulan sekolah dan membawa
nama harum sekolah tersebut.
6.
Menyediakan fasilitas
sekolah untuk kepentingan masyarakat sekitar sepanjang tidak mengganggu kelancaran
PBM, demikian sebaliknya fasilitas yang ada di masyarakat sekitarnya dapat
digunakan untuk kepentingan sekolah.
7.
Mengikutsertakan
tokoh-tokoh masyarakat dalam kegiatan kurikuler dan ekstra kurikuler sekolah,
baik secara langsung maupun tidak langsung. Dan masih banyak lagi kegitan
operasional hubungan sekolah dengan masyarakat yang dikreasikan sesuai situasi,
kondisi serta kemampuan pihak-pihak terkait.
dalam panduan manajemen sekolah, di sebutkan cara-cara berikut untuk
berhubungan dengan masyarakat.
1. Melaksanakan program-program
kemasyarakatan, seperti kebersihan lingkungan
2. Mengadakan Open House, yang
member kesempatan kepada masyarakat luas untuk mengetahui program sekolah,
3. Menerbitkan bulletin sekolah,
majalah, atau lembar informasi yang secara berkala memuat kegiatan dan program
sekolah untuk diinformasikan kepada masyarakat
4. Mengundang tokoh untuk menjadi
pembicara atau Pembina suatu program sekolah,
5. Membuat program kerjasama sekolah
dengan masyarakat, misalnya perayaan hari-hari nasional dan perayaan keagamaan.[5]
C.
Jenis Kegiatan Hubungan Sekolah dengan Masyarakat
1.
Kegiatan Eksternal
Kegiatan
ini selalu berhubungan atau ditujukan kepada instansi atasan dan masyarakat di
luar sekolah. Ada dua kemungkinan yang bisa dilakukan dalam hal ini yakni:
a.
Indirect act adalah
kegiatan hubungan sekolah dengan masyar\akat melalui perantara media tertentu
seperti misalnya: informasi lewat televisi, penyebaran informasi lewat radio,
penyebaran informasi melalui media cetak, pameran sekolah dan berusaha
independen dalam penerbitan majalah atau buletin sekolah.
b.
Direct act adalah
kegiatan hubungan sekolah dengan masyarakat melalui tatap muka, misalnya: rapat
bersama dengan komitte sekolah, konsultasi dengan tokoh masyarakat, melayani
kunjungan tamu dan sebagainya.
2.
Kegiatan Internal
Kegiatan
ini merupakan publisitas ke dalam, sasarannya adalah warga sekolah yang
bersangkutan yaitu para pendidik, karyawan, dan peserta didik. Kegiatan ini
juga dapat dilakukan dengan dua kemungkinan yakni:
a.
Indirect act adalah
kegiatan internal melalui penyampaian informasi melalui surat edaran;
penggunaan papan pengumuman di sekolah; penyelenggaraan majalah dinding;
menerbitkan buletin sekolah untuk dibagikan pada warga sekolah; pemasangan
iklan/pemberitahuan khusus melalui media massa; dan kegiatan pentas seni.
b.
Direct act adalah
kegiatan internal yang dapat berupa: rapat dewan guru; upacara sekolah;
karyawisata/rekreasi bersama; dan penjelasan pada berbagai kesempatan.[6]
Banyak orang berpendapat bahwa hubungan kerja sama
antara sekolah dan masyarakat hanyalah dalam hal mendidik anak belaka. Padahal hubungan
antara sekolah dan masyarakat itu mengandung arti yang lebih luas dan mencakup
beberapa bidang. Hubungan kerja sama antara sekolah dan masyarakat itu dapat
digolongkan menjadi 3 hubungan, yaitu :
1.
Hubungan edukatif, ialah hubungan kerja sama dalam
hal mendidik murid antara guru di sekolah dan orang tua di dalam keluarga.
Adanya hubungan ini dimaksudkan agar tidak terjadi perbedaan prinsip atau
bahkan pertentangan yang dapat mengakibatkan keraguan-keraguan pendirian dan
sikap pada diri anak atau murid.
2.
Hubungan kultural, ialah usaha kerja sama antara
sekolah dan masyarakat yang memungkinkan adanya saling membina dan
mengembangkan kebudayaan masyarakat tempat sekolah itu berada. Sekolah
merupakan suatu lembaga yang seharusnya dapat dijadikan alat ukur bagi
maju-mundurnya kehidupan, cara berpikir, kepercayaan, kesenian, adat istiadat
dan sebagainya. Kegiatan- kegiatan kurikulum sekolah disesuaikan dengan kebutuhan
dan tuntutan perkembangan masyarakat.
3.
Hubungan institusional, yakni hubungan kerja sama
antara sekolah dengan lembaga-lembaga atau instansi-instansi resmi lain baik
swasta maupun pemerintah. Dengan adanya hubungan ini, sekolah dapat meminta
bantuan dari lembaga-lembaga lain yang berkaitan dengan pengadaan dan
pengembangan materi kurikulum maupun bantuan yang berupa fasilitas serta
alat-alat yang diperlukan bagi kelancaran pelaksanaan program sekolah.
Dengan dilaksanakannya ketiga jenis
hubungan sekolah dan masyarakat diharapkan sekolah tidak lagi selalu
ketinggalan dengan perubahan dan tuntutan masyarakat yang senantiasa
berkembang. Adanya hubungan sekolah dan masyarakat ini dimaksudkan pula agar
proses belajar yang berlaku di sekolah mengalami perubahan dari proses belajar
dengan cara menyuapi dengan bahan pelajaran yang ada menjadi proses belajar
yang inofatif. Anak-anak dididik untuk berpartisipasi dalam arti luas di dalam
kehidupan masyarakat dan dapat mengantisipasi kehidupan masyarakatnya yang akan
datang.
D. Pentingnya Hubungan Sekolah dan Masyrakat
Hubungan antara sekolah dan masyarakat meliputi :
1. Sekolah adalah bagian
yang integral dari masyrakat, ia bukan merupakan lembaga yang terpisah dari
masyarakat
2. Hak hidup dan
kelangsungan hidup bergantung pada masyarakat
3. Sekolah adalah
lembaga sosial yang berfingsi untuk melayani anggota-anggota masayarakat dalam
bidang pendidikan .
4. Kemajuan sekolah dan
kemajuan masyarakjat saling berkorelasi, keduanya saling membutuhkan.
5. Masyarakart adalah
pemilik sekolah, sekolah dan karana masyarakat membutuhkannya.[7]
Pentingnya hubungan sekolah dengan masyarakat :
1. Sekolah merupakan
lembaga pendidikan yang harusanya mendididk generaasi muda untuk hidup di
masyarakat
2. Sekolah haruslah
merupakan tempat pembinaan dan pengembangan pengetahuan dan kebudayaan yang
sesuai dan dihendaki oleh masyarakat tempat sekolah itu didirikan.
3. Sebaliknya,
masyarakat harus membantu dan bekerja sama dengan sekolah agar apa yang diperoleh
dan dihasilkan sesuai kehendak dan kebutuhan masyrakat.
4. Mengikutsertakan masyarakat
secara aktif dalam usaha memecahkan permasalahan pendidikan
5. Partisipasi, dukungan
dan batuan secara konkrit dari masyarakat baik berupa finansial, material untuk
kelancaran saekolah.
E. Tujuan dan
fungsih Hubungan Sekolah dan
Masyrakat
Tujuan hubungan sekolah dan masyarakat dapat
dikelompokkan menjadi tiga tujuan pokok, yaitu :
a.
Mengambangkan
Mutu Belajar dan Petumbuhan Anak-Anak
Untuk mengembakangkan mutu belajar dan pertumbuhan
anak-anak hendaknya personil sekolah mengetahui benar-benar kondisi masyarkat
lingkungan hidup anak-anak yang sangat penting bagi program pendidikan. Kepala
Sekolah dan guru-guru hendaknaya mengikutsertakan masyarakat untuk dapat bekerja
sama dan memanfaatkan sumber-sumber di dalam masyarakat yang diperlukan untuk
memperkaya program sekolah. Selain itu mengembangkan mutu belajar sekolah
hendaknya dapat bekerja sama dengan organisasi-organisasi atau
instansi-instansi lain di dalam masyarakat, yang mempunyai tugas dan
kepentingan yang sama terhadap pendidikan anak-anak. Dan bahan pengajaran yang
diberikan kepada peserta didik bukanlah bahan yang statis dan usang, melainkan
merupakan bahan yang fungsional dan akurat bagi kebutuhan murid itu sekarang
dan kehidupan akan datang.
b.
Meningkatkan Tujuan dan Mutu Kehidupan Masyarakat
Di dalam masyarakat yang demokratis,
sekolah seyogayanya dapat menjadikan dirinya sebagai pelopor dan pusat
perkembangan bagi perubahan-perubahan masyarakat dalam bidang ekonomi,
kebudayaan, teknologi dan sebagai ke tingkat yang tinggi. Bukan sekolah yang
harus mengekor secara pasif kepada perkembangan masyarakat, tetapi sebaliknya
sekolahlah justru yang harus memelopori bagaimana dan kemana masyarakat itu
harus dikembangkan.
c.
Mengembangkan Pengertian, Antusiasme dan
Partisipasi Masyarakat
Pengertian, antusiasme dan partisipasi
masyarakat tersebut sangat penting, apalagi bagi masyarakat kita yang pada
umumnya masih belum menyadari bahwa tugas dan tanggung jawab pendidikan
anak-anak adalah juga tugas dan tanggung jawab masyarakat di samping sekolah
dan pemerintah.
Dalam hal Fungsi pokok hubungan sekolah dengan masyarakat
adalah menarik simpati masyarakat umumnya serta publik khususnya, sehingga
dapat meningkatkan relasi serta animo pada sekolah tersebut. Hal
ini akan membantu sekolah mensukseskan program-programnya. Sehingga mampu
mencapai tujuan pendidikan yang diharapkan. Fungsi hubungan sekolah dengan
masyarakat diantarnya sebagai berikut :
a.
Mengatur hubungan
sekolah dengan orang tua.
b.
Memelihara hubungan
baik dengan komitte sekolah.
c.
Memelihara dan
mengembangkan hubungan sekolah dengan lembaga-lembaga pemerintah, swasta dan
organisasi nasional.
Memberi
pengertian kepada masyarakat tentang fungsi sekolah melalui bermacam-macam
tehnik komunikasi (majalah, surat kabar dan mendatangkan sumber).
Selain
itu, hubungan sekolah dengan masyarakat bertujuan antara lain sebagai berikut:
1.
Memajukkan kualitas
pembelajaran dan pertumbuhan anak.
2.
Memperkukuhkan tujuan
serta meningkatkan kualitas hidup dan penghidupan masyarakat
3.
Menggairahkan
masyarakat untuk menjalin hubungan dengan sekolah.[8]
Untuk
merealisasikan tujuan yang baik antara sekolah dengan masyarakat adalah dengan
membangun kerjasama dengan jujur, mulia, mencakup segala yang dibutuhkan, komprehesif,
sensitive terhadap masyarakat, dan dapat dipahami oleh masyarakat. Cara laian
yang dapat ditempuh untuk membangun hubungan yang baik dengan masyarakat adalah
dengan melakukan sosialisasi secara realistis argumentative, kepada masyarakat
tentang program-program ideal yang telah dilaksanakan. Jadi masyarakat bisa
diyakinkan dan kemudian menyatakan dukungan kepada kebijakan-kebijakan sekolah
melalui program-program yang telah disampaikan tersebut.
F.
Usaha Mengenal Masyarakat
Manajemen
pendidikan Islam perlu menangani masyarakat atau hubungan lembaga pendidikan
Islam dengan masyarakat. Kita perlu menyadari bahwa masyarakat adalah merupakan
bagian terpenting dalam pengembangan Madrasah dan memiliki peran yang sangat
penting terhadap keberadaan, kelangsungan, bahkan kemajuan lembaga pendidikan
Islam. Sebuah lembaga pendidikan Islam yang maju hampir bisa dipastikan bahwa
kemajuan itu salah satunya merupakan dukungan dari masyarakat. Begitu pula
sebaliknya, bila ada lembaga pendidikan Islam yang bernasib memprihatinkan,
salah satu penyebabnya bias jadi karena masyarakat enggan mendukung. Sikap
masyarakat ini bisa jadi akibat dari hal yang ada kaitannya dengan lembaga
Pendidikan Isla, baik bersifat internal maupun eksternal.
Menurut
E. Mulyasa, model manajemen hubungan sekolah dengan masyarakat merupakan
seluruh proses kegiatan sekolah yang direncanakan dan diusahakan secara sengaja
dan bersungguh-sungguh, disertai pembinaan secara continue untuk mendapatkan
simpati dari masyarakat pada umumnya, dan khususnya masyarakat yang
berkepentingan langsung dengan sekolah.[9]
Sebelum sampai ke taraf kerja sama dan
mengajak masyarakat berpartisipasi dalam kegiatan sekolah, sebelum dapat
diadakan hubungan dengan masyarakat untuk saling membantu, diperlukan dahulu
persiapan-persiapan yang mendalam terutama usaha-usaha mengenal masyarakat.
Bukan saja masyarakat yang harus mengenal sekolahnya, tetapi juga bahkan sangat
perlu sekolah harus mengenal masyarakatnya.
Sekolah harus mengetahui opini-opini yang ada dalam masyarakat, mengetahui
sikapnya terhadap pendidikan, mengenai sumber-sumber pengaruh yang dapat
mengubah pendapat umum terhadap sekolah dan sebagainya.
Setiap pemimpin pendidikan, terutama
Kepala Sekolah hendaknya mengetahui bahwa masyarakat sebagai lingkungan sosial
besar pengaruhnya terhadap sikap dan cara-cara kerja para karyawan, guru-guru
dan juga dia sendiri sebagai pemimpin. Oleh karena itu, agar Kepala Sekolah
dapat menjalankan kepemimpinannya dengan sebaik-baiknya perlu kiranya dia
memperlajari ciri-ciri dan sifat-sifat masyarakat lingkungan sekolah tempatnya
menunaikan tugas.
Menurut Dr. Siswojo mengemukakan bahwa isi
lingkungan sosial dapat dikelompokkan menjadi 4 kategori yang satu sama lain saling
berkaitan, yaitu :
1.
Fisik, teknologi dan sumber manusia
2.
Sistem hubungan keluarga dalam masyarakat
3.
Jaringan-jaringan organisasi
4.
Cara-cara berfikir, kepercayaan dan nilai-nilai
yang ada dan dianut oleh anggota masyarakat.[10]
Untuk dapat melaksanakan kegiatan-kegiatan
dalam rangka hubungan sekolah dengan masyarakat dengan lebih efektif, maka
Kepala Sekolah dan guru-guru perlu mempelajari dan memahami keempat isi
lingkungan sosial tersebut di atas yang ada di masyarakat lingkungan sekolah
tempat mereka bekerja. Untuk mengadakan hubungan sekolah dan masyarakat dan
hubungan tersebut sudah tersusun dan diatur, maka untuk memelihara hubunan
tersebut dapat digunakan media komunikasi sebagai berikut :
a.
Publikasi atau pengumuman dan buletin sekolah yang
diterbitkan secara berkala.
b.
Harian, majalah dan sebagainya baik lokal maupun
nasional.
c.
Radio dan televisi sebagai media massa dapat
sangat membantu pembinaan hubungan sekolah dengan masyarakat.
d.
Aktivitas murid, misalnya dalam bidang sport,
kesenian yang memungkinkan menarik perhatian masyarakat terhadap pendidikan di
sekolah.
e.
Peristiwa-peristiwa khusus di sekolah seperti hari
pendidikan, peringatan hasil-hasil nasional dan sebagainya.
G. Peran Guru Dalam
Hubungan Sekolah-Masyarakat
Guru
merupakan kunci penting dalam kegiatan husemas di sekolah menengah. Ada
beberapa hal yang dapat dilakukan guru dalam kegiatan husemas itu:
1)
Membantu sekolah
dalam melaksanakan teknik-teknik hubungan sekolah dan masyarakat. Meskipun
kepala sekolah merupakan orang kunci dalam pengelolaan husemas, akan tetapi
kepala sekolah tidak mungkin melaksanakan program husemas tanpa bantuan
guru-guru. Guru-guru dapat ditugasi kepala sekolah melaksanakan hal-hal yang
berkaitan dengan husemas, disesuaikan dengan jenis dan bentuk kegiatan yang
ada. Sebagai contoh, apabila kepala sekolah ingin melaksanakan kunjungan
kerumah siswa, maka kepala sekolah dapat mendelegasikan tugas itu kepada guru.
Guru-guru juga dapat ditugasi kepala sekolah untuk membuat program kerja yang
mempunyai dampak terhadap popularitas sekolah.
2)
Membuat dirinya lebih
baik lagi dalam bermasyarakat. “Guru adalah tokoh milik masyarakat. Tingkah
laku atau sepak terjang yang dilakukan guru disekolah dan di masyarakat menjadi
sesuatu yang sangat penting”.[11]
Apa yang dilakukan atau yang tidak dilakukan guru menjadi panutan di
masyarakat. Dalam posisi yang demikian inilah guru harus memperlihatkan
perilaku yang prima. Apabila masyarakat telah mengetahui bahwa guru-guru
sekolah tertentu dapat dijadikan suri tauladan di masyarakat, kepercayaan
masyarakat kepada sekolah akan menjadi besar yang pada akhirnya bantuan atau
dukungan positif masyarakat terhadap sekolah pun akan menjadi lebih besar.
3)
Dalam melaksanakan
semua itu guru harus melakukan kode etiknya. Kode etik guru merupakan aturan
atau rambu-rambu yang perlu diikuti dan tidak boleh dilanggar oleh guru. Kode
etik mengatur guru menjadi manusia terpuji di mata masyarakat. Karena kode etik
juga merupakan cerminan kehendak masyarakat terhadap guru, maka menjadi
kewajiban guru untuk melaksanakan atau mengikutinya.
BAB III
P E N U T U P
A.
Kesimpulan
1.
Hubungan sekolah dan masyarakat
adalah suatu proses komunikasi antara sekolah dengan masyarakat untuk
meningkatkan pengertian masyarakat tentang kebutuhan serta kegiatan pendidikan
serta mendorong minat dan kerjasama untuk masyarakat dalam peningkatan dan
pengembangan sekolah.
2.
Bentuk-bentuk
operasional hubungan kerjasama sekolah dan masyarakat diantaranya terdiri dari bidang
sarana akademik, bidang sarana pendidikan, bidang social, kegiatan karya
wisata, kegiatan olah raga dan kesenian,
fasilitas sekolah, megikutsertakan tokoh-tokoh masyarakat dalam kegiatan
ekstrakurikuler sekolah,
3.
Diantara hubungan
antara sekolah dan masyarakat terdiri atas 3 hal yakni Hubungan edukatif,
ialah hubungan kerja sama dalam hal mendidik murid antara guru di sekolah dan
orang tua di dalam keluarg,a
Hubungan kultural, ialah usaha kerja sama antara sekolah dan masyarakat
yang memungkinkan adanya saling membina dan mengembangkan kebudayaan masyarakat
tempat sekolah itu berada,
Hubungan institusional, yakni hubungan kerja sama antara sekolah dengan
lembaga-lembaga atau instansi-instansi resmi lain baik swasta maupun pemerintah,
4. Tujuan hubungan
sekolah dan masyarakat dapat dikelompokkan menjadi tiga tujuan pokok, yaitu,
pertama, Mengambangkan Mutu
Belajar dan Petumbuhan Anak-Anak, kedua
Meningkatkan
Tujuan dan Mutu Kehidupan Masyarakat, ketiga Mengembangkan Pengertian, Antusiasme dan
Partisipasi Masyarakat
5.
Guru merupakan kunci penting dalam kegiatan husemas di
sekolah menengah maka dari itu peran guru dalam menjalin hubungan sekolah dan
masyarakat bertujuan untuk Membantu sekolah dalam melaksanakan teknik-teknik
husemas, Membuat dirinya lebih baik lagi dalam bermasyarakat, Dalam
melaksanakan semua itu guru harus melakukan kode etiknya.
B. Saran
Penulis
menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan makalah ini masih terdapat berbagai
kekurangan baik dari segi penulisan maupun muatan pembahasan, maka dari itu
penulis mengharapkan masukan dan kritikan yang sifatnya membangun dalam
penyempurnaan makalah ini selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Padil,
Moh dan Triyo Supriayatno. Sosiologi Pendidikan. Malang :
UIN-Maliki Press. 2010.
UIN-Maliki Press. 2010.
Erjati Abas,
Hi. Drs.,M.Ag. Menuju Sekolah Mandiri. Jakarta : PT. Elex Media
Komputindo. 2012.
Suryosubroto,
B. Drs. Hubungan Sekolah dengan Masyarakat (School Public Relations).
Jakarta : PT Rineka Cipta. 2012.
Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 23 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,
pasal 8.
Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 23 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,
pasal 9.
Soetjipto dan
Raflis Kosasi. Profesi Keguruan.
Jakarta: Rineka Cipta. 2009.
Purwanto , M . Ngaim. Administrasi
dan Supervisi Pendidikan. 2010. Bandung : PT. Remaja Rosda Karya
Qomar Mujamil Prof. Dr., Manajemen Pendidikan Islam, Malang:PT
Gelora Aksara, 2007
[1] Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 8.
[2] Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 9.
[3] Suryosubroto, B. Drs. Hubungan Sekolah dengan
Masyarakat (School Public Relations). (Jakarta : PT Rineka Cipta), 2012,
hal-155
[4] Ibid,
hal-157
[5]
Prof. Dr. Mujamil Qomar, Manajemen Pendidikan Islam, (Malang:PT Gelora
Aksara), 2007, hal-187
[6] Padil, Moh dan Triyo Supriayatno. Sosiologi
Pendidikan. (Malang :
UIN-Maliki Press), 2010, hal-72
UIN-Maliki Press), 2010, hal-72
[7] Purwanto , M . Ngaim. Administrasi
dan Supervisi Pendidikan. (Bandung : PT. Remaja Rosda
Karya). 2010, hal 189
[8] [8] Prof.
Dr. Mujamil Qomar, Manajemen Pendidikan Islam, (Malang:PT Gelora
Aksara), 2007, hal-184
[9] Ibid,
hal-184
[10] Erjati Abas, Hi. Drs.,M.Ag. Menuju Sekolah Mandiri. (Jakarta
: PT. Elex Media Komputindo), 2012. hal-32
Tidak ada komentar:
Posting Komentar