KONSEP DASAR MANJEMEN KURIKULUM
DI
SUSUN OLEH
TAMRIN
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
belakang
lmu yang
dimiliki oleh seorang manusia itu kuantitas dan kualitasnya berbeda. Ilmu
itulah yang dapat mengangkat derajat dan kehormatan manusia. Ilmu dapat
diperoleh dimana saja melalui proses pembelajaran. Pada proses secara umum
lebih menekankan pada pendidikan. Pendidikan itu terfokus pada interaksi antara
pendidik dan peserta didik dalam upaya membantu peserta didik dapat mencapai
tujuan-tujuan pendidikan. Interaksi pendidikan itu dapat berlangsung secara
formal seperti di sekolah atau secara informal seperti pada keluarga, pada
masyarakat maupun di lingkungan.
Dewasa ini,
ilmu dan teknologi berkembang sangat pesat. Hal ini juga akan berpengaruh
terhadap kurikulum yang digunakan dalam proses pembelajaran. Kurikulum haruslah
bisa mengikuti perkembangan ilmu dan teknologi yang setiap saat selalu
berkembang. Pelaksanaan proses interaksi itu terutama di sekolah
dilakukan secara berencana yaitu dengan dibuatnya kurikulum. Kurikulum adalah
hal yang sangat penting dan harus diketahui oleh pendidik maupun calon
pendidik. Dengan pendidik mengetahui kurikulum, maka pelaksanaan pembelajaran
disekolah akan berlangsung dengan baik. Dalam hal ini mengetahui tentang
kurikulum saja tidaklah cukup. Pendidik maupun peserta didik harus memahami
tentang konsep dasar kurikulum, cara mengorganisasikan kurikulum, dan
melaksanakan kurikulum, dan mengembangkan kurikulum.
Untuk
mengetahui dan memahami lebih lengkap tentang kurikulum maka kami membuat
makalah ini dengan menggabungkan dari berbagai sumber. Diharapkan dengan
demikian calon pendidik atau pendidik dapat lebih memahami tentang apa yang
dimaksud dengan kurikulum. Dalam makalah ini akan dibahas tentang konsep dasar manajemen
kurikulum.
B. Rumusan masalah
Berdasarkan
penjelasan latar belakang di atas maka rumusan masalah yang akan dikaji adalah
tentang “bagaimana konsep dasar manajemen kurikulum”?
C. Tujuan Penulisan Makalah
Adapun tujuan
dari makalah ini adalah Untuk mengetahui konsep yang digunakan dalam manajemen
kurikulum.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Manajemen
Kurikulum
Manajemenkurikulum berasal dari dua kata yaitu manajemen dan kurikulum
keduanya memiliki pengertian yang
berbeda.
1.
Definisi manajemen
Sebelum menguraikan
teori manajemen kurikulum, sebaiknya
kita mengetahui terlebih
dahulu tentang definisi Manajemen “Manajemen merupakan
suatu proses sosial yang
direncanakan untuk menjamin kerjasama, partisipasi, intervensi dan keterlibatan orang lain dalam mencapai sasaran
tertentu, yang telah ditetapkan dengan efektif.[1]
Manajemen berasal dari kata to manage yang
berarti mengelola. Pengelolaan dilakukan melalui proses dan dikelola
berdasarkan urutan dan fungsi-fungsi manajemen itu sendiri. Manajemen adalah
melakukan pengelolaan sumber daya yang di miliki oleh sekolah atau organisasi
yang di antaranya adalah manusia, uang, metode, material, mesin dan
pemasaran yang dilakukan dengan sistematis dalam suatu proses[2].
Menurut Sergiovanni dan kawan-kawan yang terdapat
dalam buku Ibrahim Bafadhal, mengatakan bahwa manajemen sebagai process of working with and through others to accomplish
organizational goals efficiently. (manajemen sebagai proses kerja melalui orang lain untuk
mencapai tujuan organisasi secara
efisien).[3]
Selain itu dalam manajemen meliputi perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), pengerahan (leading), dan pengawasan (controlling).Hal ini terlihat bahwa dengan manajemen
sesuatu akan mudah diatur
dan belajar bagaimana mendayagunakan
sekelompok
orang dan fasilitas yang ada untuk dilibatkan
dalam suatu tujuan tertentu.
Manajemen
adalah proses merencana, mengorganisasi, memimpin dan mengendalikan upaya
organisasi dengan segala aspeknya agar tujuan organisasi tercapai secara
efektif dan efisien. Manajemen diartikan
sebagai ilmu, kiat, dan profesi. Dikatakan sebagai ilmu oleh Luther Gulick
karena manajemen dipandang sebagai suatu bidang pengetahuan yang secara
sistematik berusaha memahami mengapa dan bagimana orang bekerja sama. Dikatakan
sebagai kiat oleh Follet karena manajemen mencapai sasaran melalui cara-cara
dengan mengatur orang lain menjalankan dalam tugas. Dipandang sebagai profesi
karena manajemen dilandasi oleh keahllian khusus untuk mencapai suatu prestasi
manajer, dan para profesional dituntun oleh suatu kode etik[4].
Dapat disimpulkan bahwa manajemen merupakan
pendayagunaan beberapa Sumber Daya Manusia dari suatu institusi yang pelaksanaannya
didukung oleh sarana prasarana yang ada.
Pelaksanaannya tidak lepas pada
perencanaan, pengorganisasian, pengarahan serta evaluasi atau flash back terhadap semua
kegiatan yang telah dilakukan.
2.
Definisi manajemen
menurut para ahli
Menurut Hasibuan,
manajemen sebagai ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia
dan sumber-sumber lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu
tujuan tertentu. Stoner, seperti yang dikutip Fachruddin mendefinisikan
manajemen sebagai suatu proses perencanaan, pengorganisasian, memimpin dan
mengawasi pekerjaan organisasi dan untuk menggunakan semua sumber daya
organisasi yang tersedia untuk mencapai tujuan organisasi yang dinyatakan
dengan jelas.[5]
Gordon menyatakan bahwa
manajemen merupakan metode yang digunakan administrator untuk melakukan
tugas-tugas tertentu atau mencapai tujuan tertentu. Menurut
Mary Parker Follet, manajemen adalah sebagai seni untuk melaksanakan pekerjaan
melalui orang-orang (The art getting things done through people). Ricky W. Griffin mendefinisikan
manajemen sebagai sebuah proses perencanaan, pengorganisasian,
pengkoordinasian, dan pengontrolan sumber daya untuk mencapai sasaran (goals)
secara efektif dan efisien. Harold Koontz & O’Donnel dalam
bukunya yang berjudul “Principles of Management” mengemukakan, manajemen adalah
berhubungan dengan pencapaian sesuatu tujuan yang dilakukan melalui dan dengan orang-orang
lain.[6]
3.
Definisi kurikulum
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan
pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan
sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan
pendidikan tertentu5. Kurikulum adalah program pendidikan (sekolah)
bagi siswa berdasarkan program pendidikan tersebut siswa melakukan berbagai
kegiatan belajar, sehingga mendorong perkembangan dan pertumbuhannya
sesuai dengan tujuan pendidikan yang telah ditetapkan.
Ada beberapa pendapat tentang definisi
kurikulum, diantaranya:
§ Menurut
Oemar Hamalik,
istilah
kurikulum berasal dari bahasa
latin,
yakni “Curriculae”
yang artinya jarak
yang harus ditempuh oleh seorang pelari. Definisi kurikulum yaitu jangka waktu pendidikan
yang harus ditempuh oleh siswa yang bertujuan untuk
memperoleh
ijazah.[7]
§ Menurut Rusman, bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana
dan pengaturan mengenai
tujuan, isi, dan bahan pelajaran
serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai
tujuan pendidikan tertentu.[8]
§ Menurut
Ragan,
bahwa kurikulum merupakan seluruh
program
dan kehidupan dalam
sekolah, yakni segala pengalaman anak ada pada
tanggung jawab sekolah. Selain itu kurikulum
tidak hanya meliputi bahan pelajaran tetapi hubungan sosial antara guru dan murid, metode mengajar, serta cara mengevaluasi.[9]
§ Menurut Hilda Taba,
bahwa
kurikulum sebagai
rencana
belajar (a curriculum is a plan
for learning).
Rencana belajar biasanya
berisi tujuan, materi atau
isi, strategi pembelajaran dan evaluasi.[10]
§ Menurut Harold B. Alberty,
kurikulum merupakan semua kegiatan
yang diberikan kepada siswa di bawah
tanggung jawab sekolah (all of the
activities that are provided for the students by the school).[11]
§ Menurut
Ibrahim
Bafadhal, bahwa
kurikulum
merupakan
keseluruhan
program
pengalaman belajar
yang dipersiapkan untuk peserta didik. Pada
latar kanak – kanak, kurikulum
disebut dengan istilah
Program Kegiatan Belajar (PKB).[12]
Dari
berbagai defenisi diatas dapat dibuat sintesa bahwa kurikulum adalah suatu
rencana, suatu program yang diharapkan, atau tentang kebutuhan yang diperlukan
selama studi berlangsung. Kurikulum mengacu pada suatu rencana tertulis yang
menguraikan apa yang akan dipelajari para siswa. Kurikulum juga merupakan suatu
metode dan pengetahuan yang ditentukan yang dapat dikomunikasikan. Kurikulum
harus dapat diwujudkan dalam kelas riil, misalnya yang berbasis pada pengalaman
para siswa di bawah bimbingan para guru. Kurikulum menjadi rencana yang dibuat
untuk memandu pelajaran di ddalam sekolah tersebut, yang pad aumumnya dalam
bentuk dokumen yang retrievable serta aktualisasi semua rencana tersebut di
dalam kelas.
4.
Definisi manajemen
kurikulum
Manajemen kurikulum ialah sebagai suatu
sistem pengelolaan kurikulum yang kooperatif, komprehenshif, sistemik, dalam
rangka mewujudkan ketercapaian tujuan kurikulum. Otonomi yang diberikan pada
lembaga pendidikan atau sekolah dalam mengelola kurikulum secara mandiri dengan
memprioritaskan kebutuhan dan ketercapaian sasaran dalam visi dan misi lembaga
pendidikan atau sekolah tidak mengabaikan kebijakan nasional yang telah
ditetapkan[13].
Manajemen
Kurikulum adalah segenap proses usaha bersama untuk memperlancar pencapaian
tujuan pembelajaran dengan dititik beratkan pada usaha, meningkatkan kualitas
interaksi belajar mengajar. Manajemen Kurikulum adalah proses kerjasama dalam
pengolahan kurikulum agar berguna bagi lembaga untuk mencapai tujuan secara
efektif dan efisien.
Manajemen Kurikulum merupakan suatu sistem
kurikulum yang berorientasi pada produktivitas dimana kurikulum tersebut
beriorientasi pada peserta didik, kurikulum dibuat sebagaimana dapat membuat
peserta didik dapat mencapai tujuan hasil belajar.
Manajemen
Kurikulum adalah pemberdayaan dan pendayagunaan manusia, materi, uang,
informasi, dan rekayasa untuk dapat mengantarkan anak didik menjadi kompeten
dalam berbagai kehidupan yang dipelajarinya.
Manajemen
Kurikulum adalah upaya untuk mengurus, mengatur, dan mengelola perangkat mata
pelajaran yang akan diajarkan pada lembaga pendidikan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan
tertentu.
Keterlibatan masyarakat dalam menajemen
kurikulum di maksudkan agar dapat memahami, membantu, dan mengontrol
implementasi kurikulum, sehingga lembaga pendidikan atau sekolah selain
dituntut kooperatif juga mampu mandiri dalam mengdentifikasikan kebutuhan
kurikulum, mendesain kurikulum, menentukan prioritas kurikulum, melaksanakan
pembelajaran, menilai kurikulum, mengendalikan serta melaporkan sumber dan
hasil kurikulum, baik kepada masyarakat maupun pada pemerintah.
B. Ruang
lingkup manajemen kurikulum
Manajemen kurikulum
merupakan bagian integral dari Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan
Manajemen Berbasis Sekolah (MBS). Lingkup Manajemen Kurikulum meliputi
perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan evaluasi kurikulum. Pada
tingkat satuan pendidikan kegiatan kurikulum lebih mengutamakan untuk
merealisasikan dan merelevansikan antara kurikulum nasional (standar
kompetensi/ kompetensi dasar) dengan kebutuhan daerah dan kondisi sekolah yang
bersangkutan, sehingga kurikulum tersebut merupakan kurikulum yang integritas
dengan peserta didik maupun dengan lingkungan di mana sekolah itu berada[14].
Studi manajemen
kurikulum adalah bagian integral dari studi kurikulum. Pokok kegiatan utama
studi manajemen kurikulum adalah meliputi bidang perencanaan dan
pengembangan, pelaksanaan, dan perbaikan kurikulum. Studi manajemen
pengembangan kurikulum pada dasarnya eratkaitan dengan studi
administrasi pendidikan, dimana fungsi supervise telah tercangkup di dalamnya.
Beberapa ruang lingkup
studi yang dikembangkan[15], yaitu:
1.
Manajemen perencanaan dan pengembangan kurikulum, di dalam
manajemen ini akan dipelajari masalah perencanaan kurikulum dan pengembangan
selanjutnya penting mandapatperhatian, karena
terkait erat dengan faktor-faktor mandasar, peran berbagai pihak dan metedologi
pengembangan itu sendiri, sehingga merupakan suatu proses keseluruhan kegiatan
dan pengembangan kurikulum
2.
Manajemen pelaksanaan
kurikulum. Bidang ini mempelajari sebab erat kaitannya dengan keterlaksanaan
kurikulum disekolah atau lembaga pendidikan dan latihan. Peran administrator
(kepala sekolah) dan guru mendapat sorotan lebih tajam, dalam artian
asministratif.
3.
Supervise pelaksanaan kurikulum. Bidang ini membahas lebih
mendasar dan meluas, sebagai erat kaitannya dengan upaya pembinaan dan
pengembangan kemampuan personal sekolah, yang mendapat tanggung jawab dalam
proses pelaksanaan kurikulum, dan dengan cara bagaimanamereka seharusnya
dipersiapkan agar mampu bertindak sebagai supervisor.
4.
Pemantauan dan penilaian kurikulum. Peranan dan fungsinya sangat
penting dalam rangka pengembangan, pelaksanaan, supervisi dan perbaikan
kurikulum.
5.
Perbaikan kurikulum. Bidang ini harusnya mendapatkan perhatian
yang lebih oleh sebab erat kaitannya dengan upaya membina relevansi pendidikan
dan peningkatan mutu pendidikan sejalan dengan perkembangan masyarakat secara
menyeluruh, yang ada akhirnya dengan dikembangkan suatu kurikulum yang lebih
baik.
6.
Desentralisasi dan sentralisasi pengembangan kurikulum, perlu
dikaji secara lebih lanjut berkaitan dengan desentralisasi pengelolaan
pendidikan oleh pemerintah daerah.
7.
Masalah ketenagaan dalam pengembangan kurikulum serta model
kepemimpinan yang serasi pada konteks masyarakat yang berkembang dinamis
dewasa ini.
C.
Prinsip Manajemen
Kurikulum
Terdapat lima prinsip yang harus
diperhatikan dalam melaksanakan manajemen kurikulum,yaitu sebagai berikut:[16]
a.
Produktivitas, hasil yang akan diperoleh dalam
kegiatan kurikulum merupakan aspek yang harus dipertimbangkan dalam manajemen
kurikulum. Pertimbangan bagaimana agar peserta didik dapat mencapai hasil
belajar sesuai dengan tujuan kurikulum harus menjadi sasaran dalam manajemen
kurikulum.
b.
Demokratisasi, pelaksanaan
manajemen kurikulum harus berasaskan demokrasi yang menempatkan pengelola,
pelaksana dan subjek didik pada posisi yang seharusnya dalam melaksanakan tugas
dengan penuh tanggung jawab untuk mencapai tujuan kurikulum.
c.
Kooperatif, untuk memperoleh hasil yang di harapkan dalam
kegiatan manajemen kurikulum perlu adanya kerja sama yang positif dari berbagai
pihak yang terlibat.
d.
Efektivitas dan efesiensi, rangkaian kegiatan manajemen
kurikulum harus mempertimbangkan efektivitas dan efesiensi untuk mencapai
tujuan kurikulum sehingga kegiatan manajemen kurikulum tersebut memberikan
hasil yang berguna dengan biaya, tenaga, dan waktu yang relatif singkat.
e.
Mengarahkan visi, misi dan tujuan yang ditetapkan dalam kurikulum, proses
manajemen kurikulum harus dapat memperkuat dan mengarahkan
visi, misi, dan tujuan kurikulum.
D.
Fungsi Manajemen
Kurikulum
Dalam proses
pendidikan perlu dilaksanakan manajemen kurikulum agar perencanaan,
pelaksanaan, dan evaluasi kurikulum berjalan lebih efektif, efesien, dan
optimal dalam memberdayakan berbagai sumber belajar, pengalaman belajar, maupun
komponen kurikulum. Ada beberapa fungsi manajemen kurikulum[17] di antaranya sebagai
berikut:
1.
Meningkatkan efesiensi pemanfaatan sumber daya kurikulum,
pemberdayaan sumber maupun komponen kurikulum dapat ditingkatkan melalui
pengelolaan yang terencana dan efektif.
2.
Meningkatkan keadilan (equity) dan kesempatan pada siswa untuk
mencapa hasil yang maksimal, kemampuan yang maksimal dapat dicapai peserta
didik tidak hanya melalui kegiatan intrakurikuler, tetapi juga perlu melalui
kegiatan ekstra dan kokurikuler yang dikelola secara integritas
dalam mencapai tujuan kurikulum.
3.
Meningkatkan relevansi dan efektivitas pembelajaran sesuai
dengan kebutuhan peserta didik maupun lingkungan sekitar peserta didik,
kurikulum yang dikelola secara efektif dapat memberikan kesempatan dan hasil
yang relevan dengan kebutuhan peserta didik maupun lingkungan sekitar.
4.
Meningkatkan efektivitas kinerja guru maupun aktivitas siswa
dalam mencapai tujuan pembelajaran. Pengelolaan kurikulum
yang professional, efektif, dan terpadu dapat memberikan motivasi
pada kinerja guru maupun aktivitas siswa dalam belajar.
5.
Meningkatkan efesiensi dan efektivitas proses belajar
mengajar, proses pembelajaran selalu dipantau dalam rangka melihat
konsistensi antara desain yang telah direncanakan dengan pelaksanaan
pembelajaran. Dengan demikian, ketidaksesuaian antara desain dengan
implementasi dapat dihindarkan. Di samping itu, guru maupun siswa selalu
termotivasi untuk melaksanakan pembelajaran yang efektif dan efesien karena
adanya dukungan kondisi positif yang diciptakan dalam kegiatan pengelolaan
kurikulum.
6.
Meningkatkan partisipasi masyarakat untuk membantu mengembangkan
kurikulum, kurikuum yang dikelola secara profesional akan melibatkan
masyarakat, khususnya dalam mengisi bahan ajar atau sumber belajar perlu
disesuaikan dengan cirik khas dan kebutuhan pembangunan daerah setempat.
D.
Konsep Manajemen
Kurikulum
Kurikulum di sekolah
merupakan penentu utama kegiatan sekolah. Segala aktivitas
siswa mengacu pada kurikulum yang ada. Berdasarkan hal tersebut kurikulum harus
tepat dirumuskan secara perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan
evaluasi kurikulum tersebut. Program pendidikan/kurikuler tersebut,
sekolah/ lembaga pendidikan berusaha mendorong siswa agar berkembang dan tumbuh
secara tepat sesuai dengan tujuan pendidikan yang telah ditetapkan.
Keterlibatan
masyarakatpun ikut andil mengambil bagian penting dalam manajemen kurikulum
dimaksudkan agar dapat memahami, membantu, dan mengontrol implementasi
kurikulum, mendesain kurikulum, menentukan prioritas kurikulum, melaksanakan
pembelajaran, menilai kurikulum, mengendalikan serta melaporkan sumber dan
hasil kurikulum, baik kepada masyarakat maupun pemerintah[18].
Kurikulum yang
dirumuskan harus sesuai dengan filsafat dan cita-cita bangsa, perkembangan
siswa, tuntutan dan kemajuan masyarakat. Pemahaman tentang konsep dasar
manajemen kurikulum merupakan hal yang penting bagi para kepala sekolah yang
kemudian merupakan modal untuk membuat keputusan dalam implementasi kurikulum
yang akan dilakukan oleh guru[19].
Manajemen Kurikulum
membicarakan pengorganisasian sumber-sumber yang ada di sekolah sehingga
kegiatan manajemen kurikulum ini dapat dilakukan dengan efektif dan efisien. Perkembangan kurikulum di Republik Indonesia
sampai saat ini telah melahirkan Undang-Undang nomor 20 tentang Sistem
Pendidikan Nasional, Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Badan
Standar Pendidikan Nasional, disusul dengan Permendiknas 22 tahun 2006 tentang
Standar Isi, kemudian disusul dengan Permendiknas 23 tentang Standar Kompetensi
Kelulusan dan Undang-Undang nomor 24 tentang Pelaksanaan Permendiknas Nomor 22
dan 23.
Pembakuan
Undang-Undang dan Permendiknas itu menjadi kekuatan hukum bagi penyelenggara
pendidikan untuk menata kurikulum dalam penyelenggaraan pendidikan di Indonesia
sehingga dengan demikian undang-undang dan peraturan menteri pendidikan
nasional itu perlu dibaca dan dipahami.
Untuk menyusun
kurikulum Nasional, tentu ada lembaga yang diberi tugas dan tanggung jawab
untuk merancang atau mengembangkan kurikulum yang akan digunakan secara
nasional. Di Indonesia lembaga itu dikenal sebagai pusat kurikulum, yang berada
di bawah badan penelitian dan pengembangan pendidikan nasional (Balitbang
Diknas). Di Negara lain tentu saja ada lembaga seperti itu. Ada beberapa
pemangku kepentingan yang menurut David G. Amstrong biasanya di libatkan dalam
pengembangan kurikulum, yaitu:
a.
Curiculum specialist (spesialis kurikulum,
ahli kurikulum)
b.
Teacher/instructors (guru/instruktur)
c.
Learners (peserta didik)
d.
Principals/corporate unit supervisors (kepala sekolah/unit
pengawas)
e.
Central office administrators/corporate administrators
(administrator kantor pusat/administrator perusahaan)
f.
Special expert (ahli khusus)
g.
Lay public representation (perwakilan masyarakat umum)”[20]
Pengembangan
kurikulum, sebagaimana dikemukakan adalah proses kompleks yang terdiri dari
berbagai kegiatan mengakses kebutuhan, mengidentifikasi harapan hasil belajar,
dan mempersiapkan proses pembelajaran untuk mengharapkan outcome hasil belajar. Tak kalah pentingnya adalah menyesuaikan
program pembelajaran dengan budaya, social, dan berbagai kebutuhan orang-orang
yang untuk merekalah kurikulum tersebut disipakan.
BAB
III
P E N U T U P
A. Kesimpulan
1.
Manajemen adalah proses
dimana adanya suatu kegiatan untuk mencapai atau mewujudkan tujuan tertentu
yang telah ditetapkan secara bersama didalam organisasi.
2.
Kurikulum adalah susunan
satu rangkaian kegiatan yang didalamnya mengandung rencana belajar siswa,
sebagai pengalaman belajar siswa yang diperoleh dari sekolah saat didalam kelas
maupun diluar sekolah.
3.
Manajemen Kurikulum
adalah segenap proses usaha bersama untuk mewujudkan pencapaian tujuan
pengajaran juga meningkatkan kualitas interaksi belajar mengajar. Manajemen
kurikulum di sekolah ataupun didunia pendidikan sangat diperlukan guna untuk
mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan dan kurikulum dapat dijadikan
pedoman dalam penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan
pendidikan tertentu.
4.
Ruang lingkup manajemn
kurikulum/ Pokok kegiatan utama studi manajemen kurikulum adalah meliputi
bidang perencanaan, dan pengembangan, pelaksanaan, dan perbaikan kurikulum.
5.
Manajemen kurikulum
terdapat lima prinsip untuk mengimplementasikan yaitu Produktivitas,
demokratisasi, Kooperatif, efektivitas dan efesiensi, dan mengarahkan visi,
misi, dan tujuan.
6.
Fungsi manajemen
berfungsi agar perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi kurikulum berjalan
lebih efektif, efesien, dan optimal dalam memberdayakan berbagai sumber
belajar, pengalaman belajar, maupun komponen kurikulum.
7.
Kurikulum di sekolah
merupakan penentu utama kegiatan sekolah. Segala aktivitas siswa mengacu pada kurikulum
yang ada.
DAFTAR PUSTAKA
Fattah, Nanang. 2009. Landasan Manajemen
Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya
Hamalik, Oemar. 2007. Manajemen Pengembangan
Kurikulum. Bandung: Remaja Rosdakarya
Hamalik, Oemar, 2003, Kurikulum dan
Pembelajaran,
Jakarta: Bumi Aksara.
Rusman. 2009. Manajemen Kurikulum.
Jakarta: Rajawali Pers
Eliadian. Pengertian manajemen, kurikulum,
manajemen kurikulum, dan konsep manajemen kurikulum, dalam http://eliadian.blogspot.com,
20:26/14.03.2015.
Nasution, 2003,
Asas – Asas Kurikulum,
Jakarta: Bumi Aksara.
Noor Rohinan M., MA, The Hidden
curriculum (membangun karakter melalui kegiatan ekstrakurikuler), Yogyakarta:Insan
Madani, 2012
Munir, 2008, Kurikulum Berbasis
Teknologi Informasi dan
Komunikasi,
Bandung: Alfabeta.
[2]
Eliadiana,
“pengertian manajemen, kurikulum, manajemen kurikulum, dan konsep manajemen
kurikulum,http://eliadian.blogspot.com,
20:26/13.04.2015.
[3]
Ibrahim Bafadhal, Dasar – Dasar Manajemen & Supervisi Taman Kanak – Kanak, (Jakarta: Bumi Akasara,
2006), h. 4
[4]
Nanang Fattah, Landasan
manajemen pendidikan (Bandung: Remaja rosdakarya, 2009), hlm.1
[6]
Rusman, manajemen
kurikulum (Jakarta: Rajawali pers, 2009), hlm3
[7] Oemar Hamalik, Kurikulum dan
Pembelajaran,
(Jakarta: Bumi Aksara, 2003), h. 16.
[8] Rusman, Manajemen Kurikulum, (Jakarta: Rajawali Press, 2009),
h. 3
[9] Nasution, Asas – Asas Kurikulum, (Jakarta: Bumi Aksara, 2003), h. 7
[10] Munir, Kurikulum Berbasis Teknologi Informasi dan
Komunikasi,
(Bandung: Alfabeta, 2008), h. 28.
[11] Rusman,
Manajemen ……………, h.
3
[13] Rusman, manajemen
kurikulum (Jakarta: Rajawali pers, 2009), hlm.3
[14] Rusman, op.cit., hlm.4.
[16] Rusman, manajemen
kurikulum (Jakarta: Rajawali pers, 2009), hlm4
[18] Rusman, manajemen
kurikulum (Jakarta: Rajawali pers, 2009), hlm4
[19] Eliadian, “pengertian
manajemen, kurikulum, manajemen kurikulum, dan konsep manajemen kurikulum,http://eliadian.blogspot.com, 20:26/13.04.2015.
[20] Rohinan M. Noor, MA, The Hidden curriculum (membangun karakter
melalui kegiatan ekstrakurikuler), Yogyakarta:Insan Madani, 2012, hal-8